Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Likuiditas Bank Digital (ARTO, BBHI, AGRO) Melandai di Awal Tahun

Likuiditas beberapa bank digital seperti ARTO, BBHI, hingga AGRO mengalami tren melandai pada awal tahun ini.
Ilustrasi bank digital. /Freepik
Ilustrasi bank digital. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) bank digital seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) mengalami tren melandai pada awal tahun ini atau per kuartal I/2023. Namun, tetap saja likuiditas bank digital ini masih tinggi.

Berdasarkan laporan keuangannya, LDR Bank Jago berada di level 116,67 persen per Maret 2023, turun 2.901 basis poin (bps). Kemudian, LDR Allo Bank berada di level 139,98 persen per Maret 2023, susut 3.275 bps.

Selain itu, LDR PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) turun 1.536 bps menjadi 78,49 persen pada kuartal I/2023.

Meski LDR sejumlah bank digital menyusut, nyatanya likuditas perbankan masih pada posisi yang ketat. Kisaran LDR yang ideal menurut Bank Indonesia (BI) ada pada level antara 78 persen hingga 92 persen.

Sementara itu, beberapa bank berada di atas level ideal LDR menurut BI itu. Bank Jago mempunyai LDR di atas batas ideal yakni 116,67 persen. LDR Allo Bank berada di level 139,98 persen. 

Bank lainnya seperti PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) mempunyai LDR 148,81 persen pada kuartal I/2023. Lalu, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) bahkan mencatatkan LDR di level 195,73 persen.

Dengan LDR yang tinggi di atas batas ideal, likuiditas bank jadi ketat. Ketatnya likuiditas menunjukkan alat likuid yang tersedia terlalu sedikit karena bank terlalu agresif memberikan kredit. Bank juga perlu menyiapkan alat likuid untuk berjaga-jaga jika suatu saat nasabah menarik uang bank memiliki dana yang cukup.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan tingginya LDR di bank digital disebabkan karena ekspansi kredit yang besar, tetapi tidak diimbangi dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK).

Pada dasarnya, bank digital mempunyai modal yang besar untuk mengembangi ekspansi kredit. Namun, hal tersebut akan berbahaya, terutama saat tren suku bunga acuan BI yang tinggi.

"Risikonya besar untuk beberapa masalah, misalnya rasio kredit bermasalah [non performing loan/NPL] menjadi tinggi jika tidak hati-hati,” ujar Amin kepada Bisnis beberapa waktu lalu. 

Sebelumnya, Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan Allo Bank terus berkomitmen menerapkan likuiditas yang lebih longgar.

“Kepuasaan pelanggan menjadi tujuan utama Allo Bank, sehingga dari segi pendanaan dan kebutuhan transaksional dapat menjaga dan meningkatkan likuiditas Allo Bank dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depannya,” ujarnya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper