Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan alasan di balik perusahaan pembiayaan atau multifinance (leasing) rajin menerbitkan surat utang dibandingkan meminjam pendanaan dari perbankan.
Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin mengatakan bahwa bisnis yang tumbuh, kebutuhan untuk refinancing, dan diversifikasi sumber pembiayaan menjadi alasan leasing menerbitkan surat utang.
“Selain itu, bunga yang kompetitif juga menjadi alasan lainnya mengapa multifinance lebih memilih menerbitkan surat utang daripada meminjam ke bank,” kata Ahmad kepada Bisnis, Senin (19/6/2023).
Pertama, bisnis yang tumbuh. Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2023, Ahmad menyampaikan bahwa pembiayaan oleh multifinance tumbuh 15,13 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp438,85 triliun.
Ahmad menjelaskan bahwa pertumbuhan dua digit hingga April 2023 juga disertai dengan kualitas yang membaik di mana rasio pembiayaan macet atau non-performing financing (NPF) yang turun dari 2,70 persen pada April 2022 menjadi 2,47 persen pada April 2023.
Kedua, kebutuhan refinancing. Pefindo melihat antusiasme penerbitan multifinance juga didorong oleh kebutuhan untuk refinancing.
Baca Juga
Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), industri multifinance memiliki Rp6,65 triliun surat utang jatuh tempo pada 2023. Jika ditelusuri lebih lanjut, sebagian besar akan jatuh tempo pada kuartal II/2023 dan kuartal III/2023.
Ketiga, diversifikasi pendanaan. Tidak seperti bank, Ahmad menyebut multifinance menggantungkan pendanaan dari pinjaman bank dan surat utang karena tidak bisa menghimpun dana dari masyarakat secara langsung.
Oleh karena itu, sambung Ahmad, ketika bisnis multifinance tumbuh lebih tinggi, maka perusahaan multifinance juga membutuhkan lebih banyak pendanaan dengan menerbitkan surat utang.
“Menerbitkan surat utang menjadi salah satu opsi bagi perusahaan multifinance untuk mendiversifikasi sumber pendanaannya selain dengan cara meminjam kepada perbankan,” ungkapnya.
Keempat, bunga yang kompetitif. Secara umum, menerbitkan surat utang relatif lebih kompetitif dibandingkan dengan pinjaman ke bank. Asumsinya, kata Ahmad, hanya melihat beban bunga sebagai indikator.
Jika dirinci, per Maret 2023, OJK mencatat perbankan mengenakan bunga sebesar 8,8 persen untuk kredit investasi. Sedangkan, surat utang tenor 3 tahun yang diterbitkan oleh multifinance rata-rata membayar kupon 6,95 persen—8,38 persen untuk kategori peringkat A hingga AAA.
“Dengan kata lain, multifinance dengan kategori peringkat tersebut bisa mendapatkan bunga lebih rendah sekitar 0,43 persen—1,85 persen ketika menerbitkan surat utang,” jelasnya.
Sementara itu, jika membandingkan bunga kredit modal kerja dengan surat utang tenor 1 tahun juga hampir mirip. Kupon surat utang untuk kategori peringkat A hingga AAA membayar 2,28 persen—2,96 persen lebih rendah daripada ketika meminjam ke bank.
Kendati demikian, Pefindo menjelaskan bahwa perbandingan biaya ini hanya mempertimbangkan bunga dan kupon, sebab belum biaya terkait lainnya seperti biaya administrasi yang terlibat ketika menerbitkan surat utang.