Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Buka-bukaan Kredit Macet Pinjol Pernah Rekor 8,88 Persen saat Pandemi

OJK mengungkapkan kredit macet pinjaman online atau pinjol pernah menyentuh rekor tertinggi 8,88 persen saat awal pandemi 2020.
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol/Dok. Freepik
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol/Dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa tingkat wanprestasi 90 hari atau TWP90 di industri financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending sempat mencapai 8,88 persen saat awal pandemi 2020 silam. Angka ini mencetak rekor tertinggi kredit macet pinjaman online atau pinjol sepanjang yang dipantau regulator.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa sepanjang monitoring P2P lending, tingkat TWP90 tertinggi terjadi pada Agustus 2020.

“Di awal-awal pandemi Covid-19, TWP90 pada saat awal Agustus 2020 itu bahkan mencapai di level 8,88 persen,” kata Ogi dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Juni 2023 secara virtual, Selasa (4/7/2023).

Namun, Ogi menyebut seiring waktu, tingkat wanprestasi 90 hari di industri fintech P2P lending mengalami penurunan di kisaran antara 2,8 persen—3,3 persen.

Merujuk data statistik Fintech Lending periode Mei 2023 yang dipublikasikan OJK pada Senin (3/7/2023), tingkat risiko kredit secara agregat alias TWP90 berada di angka 3,36 persen per Mei 2023, atau naik jika dibandingkan dengan posisi April 2023 mencapai 2,82 persen.

“Saat ini, TWP90 di kisaran 3,36 persen, kami anggap itu masih cukup baik karena masih di atas 5 persen yang kita jadikan threshold TWP90 harinya,” imbuhnya.

Sementara itu, nilai outstanding pinjaman fintech P2P lending mampu mencapai Rp51,46 triliun pada lima bulan pertama 2023. Nilai itu meningkat 28,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya bernilai Rp40,17 triliun pada Mei 2022.

Adapun pada Mei 2023, terdapat 17,68 juta rekening penerima pinjaman aktif atau naik 15,29 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya 15,34 juta rekening penerima pinjaman aktif.

Jika ditelisik lebih jauh, provinsi Jawa menjadi wilayah yang mencatatkan nilai outstanding pinjaman tertinggi, yakni senilai Rp40,07 triliun atau naik 23,77 persen yoy dari Rp32,38 triliun. Sedangkan jumlah rekening penerima aktif di provinsi Jawa mencapai 13,1 juta dengan TWP90 di angka 3,67 persen.

Salah satu peningkatan yang terjadi di provinsi Jawa dikontribusi dari provinsi Jawa Barat dengan nilai outstanding pinjaman mencapai Rp13,82 triliun atau meningkat 39,89 persen yoy dari Rp9,88 triliun dengan TWP90 di angka 3,92 persen.

Di sisi lain, nilai outstanding pinjaman di provinsi luar Jawa hanya mencapai Rp11,38 triliun atau naik 46,16 persen yoy dari semula Rp7,78 triliun. Serta, tingkat wanprestasi 90 hari berada di angka 2,27 persen per Mei 2023.

Jika melihat tingkat kesehatan lainnya, rasio tingkat keberhasilan penyelenggara P2P lending (TKB90) secara agregat berada di 96,64 persen. Untuk rasio return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing di level 5,55 persen dan 11,18 persen.

Adapun, beban operasional terhadap pendapatan operasional atau BOPO terpantau menyusut dari 87,29 persen pada April 2023 menjadi 87,13 persen per Mei 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper