Sebagai bank dengan layanan digital yang terafiliasi dengan Akulaku Group, perusahaan teknologi finansial terkemuka dan berpengalaman dalam penyaluran kredit di sektor mikro dan menengah, BNC melalui kerjasama partnership dan channeling serta penyaluran secara digital melalui aplikasi neobank mampu meningkatkan penyaluran total kredit sebesar Rp10,11 triliun di Juni 2023, atau naik 43,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 yang sebesar Rp7,04 triliun
Adapun, berdasarkan laporan keuangan PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mencatatkan penyusutan rugi bersih pada semester I/2023 menjadi Rp326,77 miliar. Capaian tersebut turun jauh 46,56 persen dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), yaitu Rp611,43 miliar.
Penyusutan kerugian bank didorong oleh peningkatan pesat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hingga 152,07 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,37 triliun.
Pertumbuhan pendapatan bunga bank didorong oleh kinerja margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang melesat 599 basis poin (bps) menjadi 16,15 persen pada Juni 2023 dari level 10,16 persen pada Juni 2022.
Besaran Bunga
Baca Juga
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan masyarakat masih cenderung memilih bank konvensional besar atau menempatkan deposito di bank digital karena adanya tawaran yang menarik dari sisi bunga.
“Bank digital perlu mengambil langkah-langkah untuk menarik perhatian masyarakat agar mau menempatkan dana dalam bentuk CASA (Current Account and Savings Account) di bank digital,” sebutnya saat dihubungi Bisnis, Senin (3/8/2023).
Salah satu langkah yang dapat diambil oleh bank digital adalah memberikan insentif atau stimulus kepada nasabahnya.
“Contohnya, bank digital dapat mengadakan undian berhadiah atau berbagai promo belanja untuk menarik minat nasabah agar mau membuka rekening CASA di bank tersebut,” ujarnya.
Dirinya juga menyebut, tren kedepannya akan tetap sama, bila tidak ada perubahan.
"Pasalnya, porsian deposito yang lebih tinggi, membuat biaya dananya makin mahal bagi bank digital dan harus ditutup dengan bunga yang lebih tinggi untuk penyaluran kredit," tutupnya.