Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Bank Riau Kepri Syariah Rp122,17 Miliar pada Semester I/2023

Sepanjang semester I/2023, Bank Riau Kepri Syariah (BRK Syariah) membukukan laba bersih Rp122,17 miliar.
Kantor Cabang Bank Riau Kepri Syariah (BRK Syariah)/www.brksyariah.co.id
Kantor Cabang Bank Riau Kepri Syariah (BRK Syariah)/www.brksyariah.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri Syariah (BRK Syariah) membukukan laba bersih senilai Rp122,17 miliar sepanjang semester I/2023 atau per 30 Juni 2023.

Dalam laporan keuangan yang dirilis di Harian Bisnis Indonesia, Rabu (9/8/2023) terlihat pada kolom per 30 Juni 2022 tidak ada data keuangan yang diinput karena bank ini sebelumnya merupakan bank konvensional dan baru resmi bertransformasi menjadi bank syariah pada Agustus 2022. 

Laba tersebut berasal dari pendapatan penyaluran dana senilai Rp1,75 triliun. Pada periode yang sama, bagi hasil untuk pemilik dana investasi tercatat senilai Rp1,12 triliun. Dari sini, pendapatan setelah distribusi bagi hasil BRK Syariah senilai Rp622,16 miliar.

Setelah dikurangi beban operasional lainnya, laba operasional perseroan tercatat senilai Rp164,6 miliar dan usai dikurangi pajak BRK Syariah pun membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp122,17 miliar.

Dari sisi penyaluran dana, BRK Syariah menyalurkan pembiayaan senilai Rp19,99 triliun per 30 Juni 2023. Sementara, pada akhir tahun lalu, nilai pembiayaan yang disalurkan adalah Rp19,6 triliun.

Aset perseroan per 30 Juni 2023 senilai Rp28,46 triliun, sedangkan per 30 Desember 2022 senilai Rp28,03 triliun. Sementara itu, dari sisi himpunan dana masyarakat, BRK Syariah membukukan DPK senilai Rp24,11 triliun per akhir Juni 2023, sedangkan per akhir 2022 senilai Rp26,97 triliun.

Untuk indikator rasio keuangan, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BRK Syariah sebesar 21,09 persen dengan NPL gross sebesar 2,61 persen dan NPL net 0,24 persen.

Net imbalan tercatat sebesar 4,41 persen dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan (BOPO) sebesar 90,89 persen. Adapun, rasio pembiayaan terhadap simpanan (financing to deposit ratio/FDR) sebesar 82,91 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper