Bisnis.com, JAKARTA — CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) melihat potensi pembiayaan mobil bekas terus naik pada semester II/2023.
Perusahaan bahkan mencatatkan peningkatan sebesar 10 persen dari rata-rata booking semester I/2023 yakni Rp286 miliar menjadi rata-rata Rp315 miliar per bulan pada Juli—Agustus (prediksi) 2023.
Kenaikan tersebut juga didorong lantaran banyaknya mobil baru di pasaran. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan dengan semakin banyaknya penjualan mobil baru, maka ketersediaan stok mobil bekas yang dilepas oleh masyarakat juga semakin meningkat.
“Mobil bekas masih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan harganya yang relatif lebih murah,” kata Ristiawan kepada Bisnis, Senin (28/8/2023).
Ristiawan menjelaskan pembiayaan mobil bekas masih menjadi penyokong pertumbuhan pembiayaan di CNAF.
Secara komposisi, pembiayaan mobil bekas sampai dengan semester I/2023 adalah sebesar 45 persen dari total pembiayaan, atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama yaitu sebesar 40 persen.
Ristiawan mengatakan salah satu satu strategi pendorong pertumbuhan pembiayaan mobil bekas di CNAF adalah dengan lebih meningkatkan hubungan dengan showroom berupa penambahan sumber daya dan memberikan loyalty program terhadap showroom.
Dia menambahkan CNAF juga memberikan suku bunga yang bersaing dengan pasar dan tentunya menjadi salah satu alternatif pilihan untuk nasabah.
Baca Juga : CIMB Niaga Auto Finance Incar Pembiayaan Rp8,5 Triliun, Bersiap Luncurkan Program Bunga Murah |
---|
“Dalam rangka kenaikan pertumbuhan pembiayaan, CNAF juga terus bersinergi dengan induk usaha yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk untuk menjaring nasabahnya,” kata Ristiawan.
Pada Semester 1/ 2023, pembiayaan kendaraan bekas di CNAF sudah terealisasi sebesar Rp1,72 triliun. Angka tersebut sedikit menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp1,79 trilliun.
Secara keseluruhan, CNAF mencatatkan realisasi piutang Rp3,8 triliun pada semester I/2023. Angka tersebut sedikit menurun apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pada semester I/2022, piutang pembiayaan mencapai Rp4,4 triliun atau terjadi penurunan sekitar 14 persen.