Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga riset Indonesia Financial Group (IFG) Progress menyoroti cuaca ekstrem yang tengah melanda Indonesia yang memicu penurunan produktivitas pertanian karena berujung gagal panen.
SEVP IFG Progress Reza Y. Siregar mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi masalah ketahanan pangan (food securities issue) yang membuat stok beras tidak melimpah.
“Saat ini kondisi hawa panas ini membuat produktivitas sektor pertanian kita menurun dan tidak menghasilkan penghasilan beras seperti yang kita butuhkan,” kata Reza dalam acara bertajuk IFG International Conference 2023 di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Reza menyebut bahwa saat kondisi normal, stok beras yang dibutuhkan mencapai 1,2 juta ton. Namun, saat kondisi cuaca ekstrem ini melanda, maka tanah menjadi kering dan berakibat gagal panen.
“Kalau petani menanam dan gagal, bisa enggak mengatasi itu? Di sana ada modal yang hilang. Belum tentu dia punya uang untuk menanam ulang kembali. Tapi kalau ada asuransi, sebagian besar dari cost awal itu bisa diasuransikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Reza mengatakan bahwa petani membutuhkan asuransi untuk memitigasi peristiwa gagal panen. Menurutnya, kondisi seperti ini menjadi tantangan ekonomi dan asuransi bisa membantu masalah ketahanan pangan.
“Jadi kalau gagal tanam karena kemarau atau wabah, itu bisa diasuransikan. Asuransi bisa membantu petani untuk memulai kembali, karena kalau tidak dia setop,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa stok beras pemerintah dalam kondisi aman. Hingga akhir tahun ini, diperkirakan stok beras nasional mencapai 2 juta ton.
Hal tersebut disampaikan Jokowi usai meninjau ketersediaan stok cadangan beras pemerintah (CBP), Senin (11/9/2023). Gudang yang ditinjau Presiden adalah Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan Kompleks Pergudangan Sunter Timur II, Kelapa Gading, Jakarta.
“Saya datang ke gudang-gudang Bulog di sini, nanti di Jakarta, mungkin nanti di daerah, untuk memastikan bahwa stoknya itu ada,” kata Jokowi, Senin (11/9/2023).
Jokowi mengatakan bahwa stok beras yang ada di gudang Bulog saat ini mencapai 1,6 juta ton dan bakal bertambah menjadi 2 juta ton.
“Ada sudah yang di dalam gudang 1,6 juta [ton], dalam perjalanan 400.000 ton sehingga akan ada stok 2 juta [ton]. Biasanya stok kita itu hanya 1,2 juta [ton], normal. Ini kita memiliki 2 juta [ton], sehingga kita tidak usah khawatir,” ungkapnya.
Meski stok beras di gudang Bulog mencukupi, Jokowi menilai pemerintah masih perlu melakukan impor beras untuk memastikan cadangan stok beras terpenuhi. Hal tersebut juga untuk menekan kenaikan harga beras di pasar akibat fenomena El Nino yang terjadi hampir di semua negara.