Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Muda Gemar Utang Pinjol, Terjebak Gaya Hidup Tak Penting

Financial Planner Nadia Harsya mengatakan bahwa masyarakat yang terlilit utang biasanya meminjam lantaran untuk gaya hidup.
Ilustrasi laki-laki yang frustasi akibat memiliki kredit macet di pinjaman online (pinjol)./ Dok Freepik
Ilustrasi laki-laki yang frustasi akibat memiliki kredit macet di pinjaman online (pinjol)./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA— Banyak anak muda yang mengakses layanan pinjaman online (pinjol) di Indonesia. Layanan pinjol semakin marak lantaran kemudahan aksesnya dan kebutuhan masyarakat yang masih unbanked dan undeserved

Meskipun banyak digunakan untuk produktif, ada juga pinjaman yang sifatnya konsumtif. Tidak jarang pula yang terlilit utang karena pinjaman konsumtif tersebut. 

Terkait hal ini, Financial Planner Nadia Harsya mengatakan bahwa masyarakat yang terlilit utang biasanya meminjam lantaran untuk gaya hidup. Menurutnya sebelum meminjam pinjol, masyarakat perlu memahami konsekuensinya. 

“Mereka biasanya terjebak dalam gaya hidup yang tidak penting. Jadi, harus mengetahui konsekuensi setiap tindakan, kalau pinjam ya berani bayar,” kata Nadia saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. 

Nadia menyebut masih banyak masyarakat belum bisa meminjam uang secara bijak. Menurut dia idealnya ketika melakukan pinjaman yang sifatnya konsumtif lebih baik ditahan terlebih dahulu. Namun, apabila sifatnya produktif atau untuk usaha, peminjam menurutnya bisa lebih bertanggung jawab. 

“Kalau memang yang sifatnya produktif untuk usaha itu ada potensi untuk mendatangkan uang, paham cara bayarnya gimana itu silahkan kalau sifatnya konsumtif sabar saja, nabung dulu,” ungkapnya. 

Sebelumnya, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Izzudin Al Farras Adha menyebut adanya tren peningkatan pinjaman pinjol oleh generasi muda. Di sisi lain, 73,53 persen pengguna pinjol merupakan lulusan SMA/sederajat dan berpenghasilan Rp1 juta—Rp5 juta.

Menurutnya tren peningkatan pinjol oleh penduduk usia muda terjadi dalam satu setengah tahun terakhir, sejak awal Januari 2022—Juli 2023.

“Terdapat tren peningkatan pinjaman perseorangan pada generasi muda [19–34 tahun] yang terlihat dari kenaikan jumlah rekening dan total outstanding, tren selama satu setengah tahun terakhir meningkat,” kata Farras dalam Diskusi Publik bertajuk ‘Bahaya Pinjaman Online Bagi Penduduk Usia Muda secara virtual, Senin (11/9/2023).

Dia menjelaskan bahwa jumlah rekening penerima pinjaman aktif generasi muda di rentang usia 19–34 tahun dari pinjol naik dari 9,6 juta pada Januari 2022 menjadi 10,68 juta rekening pada Juli 2023.

Sementara itu, jumlah outstanding pinjaman generasi muda dari pinjol juga naik dari Rp16,6 triliun pada Januari 2022 menjadi Rp27,1 triliun pada Juli 2023.

“Dalam satu setengah tahun terakhir outstanding meningkat sekitar Rp11 triliun. Artinya sangat besar,” imbuhnya.

Di sisi lain, Farras juga menyoroti jarak antara literasi dan inklusi keuangan yang masih tinggi, meski literasi dan inklusi keuangan yang menunjukkan peningkatan dalam 10 tahun terakhir.

“Pada 2022, jarak antara literasi dan inklusi keuangan adalah 35,4 persen, ini tentu menjadi PR agar bagaimana kita bisa meningkatkan literasi keuangan sehingga masyarakat yang sudah mempunyai akses layanan keuangan mampu mengakses dan mengelola keuangan dengan baik,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper