Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mega Syariah Memasuki Bisnis QRIS

PT Bank Mega Syariah (BMS) telah meningkatkan layanan digital dengan menghadirkan fitur QRIS melalui aplikasi mobile banking miliknya, M-Syariah.
Suasana pelayanan petugas Bank Mega Syariah di Kantor Cabang Istiqlal saat peresmian./Bisnis - Alifian Asmaaysi
Suasana pelayanan petugas Bank Mega Syariah di Kantor Cabang Istiqlal saat peresmian./Bisnis - Alifian Asmaaysi

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mega Syariah (BMS)  meningkatkan layanan digital dengan  menghadirkan fitur QRIS melalui aplikasi mobile banking miliknya, M-Syariah.

Direktur Utama BMS Yuwono Waluyo mengungkapkan, diharapkan dengan adanya QRIS dapat meningkatkan engagement dan memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan yang lebih cepat dan efisien.

“QRIS menjadi salah satu milestone dari Bank Mega Syariah yang cukup penting dan ditunggu oleh para Nasabah. Dengan adanya fitur baru tersebut harapannya Bank Mega Syariah semakin menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dalam menggunakan layanan perbankan,” ungkapnya pada keterangan yang diterima Bisnis, Selasa (7/11/2023).

Lebih lanjut, Digital Business Group Head Bank Mega Syariah Sigit Suryawan memparkan ada sejumlah tren menarik yang terkait dengan penggunaan QRIS dan kartu debit.

Tercatat, pada Oktober 2023, kontribusi transaksi QRIS terhadap transaksi issuer sudah mencapai 49,8%, kontribusi tersebut hampir menyamai transaksi kartu debit yang sudah lebih dulu digunakan oleh nasabah.

“Namun, hal ini tidak berarti bahwa QRIS akan menggantikan sepenuhnya penggunaan kartu debit. Sebaliknya, Bank Mega Syariah memberikan alternatif kepada nasabah, memberikan lebih banyak pilihan dalam melakukan transaksi perbankan,” ungkapnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data BI, per Juni 2023 jumlah merchant yang terintegrasi dengan QRIS mencapai 26,7 juta lebih dari 21 juta dengan 91,4% dari jumlah itu adalah usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

Sejalan meningkatnya  pengguna, jumlah transaksi QRIS sepanjang 2022 tercatat sebesar 1,03 miliar transaksi, atau tumbuh sebesar 86% secara tahunan (year on year).

Sebelumnya, upaya transformasi digital PT Bank Mega Syariah (BMS) terus dilakukan untuk pertumbuhan bisnisnya di tengah sejumlah aksi korporasi yang dilakukan sejumlah bank syariah Tanah Air.  

Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Ratna Wahyuni menyebutkan pihaknya bakal memperkuat fundamental bisnis bank dengan memacu peningkatan dana murah dan pembiayaan yang berkualitas, serta meningkatkan fee based income melalui berbagai layanan dan fasilitas perbankan. 

“[Transformasi digital] hal itu mendukung  kami dalam memasuki segmen retail ini. Dalam beberapa saat yang lalu lalu kami telah meluncurkan Syariah Card, produk kartu pembiayaan syariah yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi nontunai dengan prinsip pembiayaan syariah,” ujarnya pada Bisnis beberapa waktu lalu. 

Adapun, berdasarkan laporan keuangan PT Bank Mega Syariah yang dikutip Selasa (7/11/2023), laba bersih BMS mencapai Rp191,21 miliar pada kuartal III/2023, terkoreksi tipis 2,22% dari sebelumnya Rp195,55 miliar pada kuartal III/2022.

  Kendati demikian, pendapatan setelah distribusi bagi hasil naik 12,03% menjadi Rp559,7 miliar dari sebelumnya Rp499,6 miliar. Jika dirinci, pendapatan penyaluran dana naik 40,2% menjadi Rp908,44 miliar dibanding periode sebelumnya Rp647,94 miliar. 

Namun, pertumbuhan pendapatan tidak dapat menahan laju pos beban operasional. Di mana, beban operasional membengkak 22,53% menjadi Rp318,84 miliar per September 2023, dari sebelumnya Rp260,22 miliar per September 2022. 

Sedangkan, dari sisi pembiayaan, BMS menyalurkan Rp7,44 triliun per September 2023, angka ini naik 2,29% dari Rp7,27 triliun per September 2022. Alhasil, total aset BMS ikut terkerek naik Rp14,78 triliun dari sebelumnya Rp14,37 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan Bank Mega Syariah juga diimbangi dengan penjagaan rasio pembiayaan macet atau nonperforming financing (NPF).

Tercatat, pada September 2023, NPF gross BMS berada di level 0,95%, turun 17 bps  dari level 1,12%, sementara NPF nett di level 0,72% turun 26 bps dari level 0,98%.

Adapun, dari segi perolehan dana pihak ketiga (DPK), BMS meraup Rp10,5 triliun per kuartal III/2023 dibanding sebelumnya Rp11,81 triliun per kuartal III/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper