Bisnis.com, JAKARTA – Insentif PPN DTP Properti menjadi angin segar bagi pelaku usaha sektor perbankan. Kebijakan direspons positif oleh sejumlah bank seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA).
Kebijakan itu diharapkan mendongkrak animo pasar dan pengambilan kredit kepemilikan rumah (KPR). Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan animo tersebut khususnya menyasar pembeli rumah perdana (first time buyer) agar mengambil KPR.
“Kami sambut baik insentif untuk KPR ini. Saya harap bisa menaikkan animo masyarakat untuk segera mengambil KPR. Terutama, untuk first time buyer,” kata Lani kepada Bisnis ketika dihubungi baru-baru ini.
Hal ini, tambahnya, menjadi angin segar lantaran pelaku industri perbankan perlu meningkatkan optimisme, setidaknya untuk mendorong pertumbuhan KPR yang terlihat kurang greget pada kuartal III/2023.
Mengacu kepada laporan keuangan CIMB Niaga kuartal III/2023, tren pertumbuhan kredit mortgage perusahaan hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 1% menjadi Rp42,71 triliun secara kuartalan (quarter to quarter/qtq).
Sementara itu, data Bank Indonesia (BI) mencatat pelambatan pertumbuhan penjualan properti secara keseluruhan terlihat pada kuartal II/2023.
Baca Juga
Tercatat, indeks permintaan property komersial untuk kategori jual pada kuartal II/2023 tumbuh 0,36% secara tahunan (year on year/yoy), melambat dibandingkan 0,58% yoy pada kuartal I/2023.
Peningkatan didorong oleh permintaan dari segmen perkantoran di DKI Jakarta dan kompleks pergudangan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang didominasi oleh sektor logistik, cold storage, dan food and beverage (F & B).
Di sisi lain, pasokan untuk kategori jual juga mengalami pelambatan pertumbuhan. Indeks pasokan kategori jual melambat dari 0,83% yoy pada kuartal I/2023 menjadi 0,25% yoy pada kuartal II/2023.
Melihat kondisi industri yang kurang semangat tersebut, rasanya tidak salah jika sektor perbankan berharap banyak dari insentif PPN DTP Properti yang belum lama ini disahkan pemerintah.
“Namun, tentu saja akan bergantung dari daya beli. Sehubungan dengan apakah akan terjadi kenaikan harga-harga karena nilai tukar yang mahal,” jelasnya.
Senada, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) berharap kebijakan PPN DTP Properti untuk rumah di bawah Rp2 miliar dapat merangsang pertumbuhan pembiayaan KPR.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan pada program insentif PPN sebelumnya pada Maret - Desember 2021, kemudian diperpanjang hingga Desember 2022, terjadi peningkatan permintaan KPR sekitar 5% - 15% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Adapun saat ini, properti residensial dengan harga Rp500 juta hingga Rp 2miliar menjadi segmen yang paling diminati. PPN DTP akan memengaruhi komponen pembiayaan yang disalurkan oleh bank,” kata Okki kepada Bisnis.
Dia menambahkan, kebijakan ini juga diharapkan dapat meringankan beban calon debitur, termasuk biaya KPR meliputi provisi, admin, notaris, asuransi jiwa, dan kebakaran.
Keringanan biaya KPR tersebut diestimasikan berada di kisaran sekitar 3% - 5% dari total plafon kredit. “Sehingga memudahkan proses memiliki rumah,” jelasnya.
Ke depan, sambung Okki, BNI menargetkan pertumbuhan produk KPR BNI atau BNI Griya sekitar 9% yoy pada 2023, sedangkan untuk 2024 pertumbuhan diharapkan dapat mencapai di atas 10% yoy.