Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Investasi Tokio Marine Life Tahun Depan, Paling Banyak di Saham

Penempatan instrumen saham Tokio Marine Life porsinya bisa mencapai 50% dari jumlah investasi keseluruhan.
Asuransi Tokio Marine juga beroperasi di Indonesia./Istimewa
Asuransi Tokio Marine juga beroperasi di Indonesia./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan asuransi jiwa PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia mengungkap strategi investasi perusahaan pada 2024. 

Head of Investment Tokio Marine Life Insurance Indonesia Cholil Ridwan mengatakan perusahaan paling banyak menempatkan pada tiga instrumen investasi di antaranya saham, deposito berjangka, dan obligasi pemerintah. 

“Dari mayoritas ketiga alokasi tersebut, porsi paling banyak di saham, kemudian deposito berjangka dan obligasi pemerintah porsinya berimbang,” kata Cholil kepada Bisnis, Minggu (3/11/2023). 

Cholil menyebut penempatan instrumen saham porsinya bisa mencapai 50% dari jumlah investasi keseluruhan. Dia menambahkan pihaknya juga optimistis menatap 2024, meskipun memasuki tahun politik. 

Pihaknya menilai bahwa pada tahun politik, aktivitas ekonomi cenderung lebih baik karena perputaran uang lebih tinggi dan berdampak ke beberapa sektor penting seperti consumer goods dan telekomunikasi. 

“Untuk suku bunga kami melihat BI [Bank Indonesia] akan lebih berhati-hati dalam memutuskan suku bunga acuan karena melihat kondisi saat ini di mana inflasi relatif rendah dan kurs rupiah relatif stabil,” ungkapnya. 

Dikutip dari laporan keuangan konvensional Tokio Marine Life pada Oktober 2023 di website resminya, perusahaan mencatatkan jumlah investasi sebanyak Rp1,68 triliun. Angka tersebut turun 7,46% dibandingkan dengan Oktober 2022 yakni Rp1,83 triliun. 

Turunnya jumlah tersebut tampaknya terjadi lantaran beberapa instrumen investasi yang mencatatkan penurunan. Seperti halnya deposito berjangka yang turun dari sebelumnya Rp489 miliar, menjadi Rp392 miliar pada Oktober 2023. 

Sementara reksa dana menjadi Rp165 miliar pada Oktober 2023, dari sebelumnya Rp193 miliar pada Oktober 2022. Surat Berharga Pemerintah (SBN) mencapai Rp368 miliar, turun 8% dibandingkan Rp400 miliar pada Oktober 2022. 

Sementara obligasi korporasi hanya  mencapai Rp29 miliar, atau turun sedikit dibandingkan Oktober 2022 yakni Rp30 miliar.  Saham memiliki porsi terbanyak mencapai Rp741 miliar pada Oktober 2023, dan naik 3,05% dari sebelumnya Rp719 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper