Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN (BBTN) 'Pede' Kredit Macet 2024 Susut, Jualan Aset Bermasalah Masih Jadi Andalan

BTN yakin NPL akan turun dan diproyeksikan di bawah 3% pada akhir 2024.
Calon pembeli mengunjungo proyek pembangunan rumah di Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/2/2023). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) targetkan mampu mendukung pembiayaan perumahaan hingga rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) yang mencapai 12,75 unit dapat diatasi./Bisnis-Abdurachman
Calon pembeli mengunjungo proyek pembangunan rumah di Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/2/2023). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) targetkan mampu mendukung pembiayaan perumahaan hingga rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) yang mencapai 12,75 unit dapat diatasi./Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) memproyeksikan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) semakin menyusut pada 2024. Di antara strategi dalam menurunkan NPL adalah dengan menjual aset kredit bermasalah.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan perseoran yakin NPL akan turun dan diproyeksikan pada akhir 2024 di bawah 3%. Adapun, BTN mencatatkan NPL gross di level 3,53% dan NPL gross di level 1,58% pada kuartal III/2023.

"Ada jalannya, strategi aset sales dan kami mendapatkan recovery besar tahun ini," ujarnya setelah acara Top 100 CEO & The Next Leader Forum 2023 yang digelar Infobank serta Ikatan Bankir Indonesia (IBI) pada Selasa (5/12/2023).

Tahun ini, BTN memang gencar menjual sejumlah aset-aset kredit bermasalah yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penjualan aset kredit bermasalah itu ditargetkan mencapai Rp2 triliun. Pada umumnya aset kredit bermasalah yang dijual BTN berupa apartemen atau hotel.

BTN juga turut melakukan kesepakatan dengan IFG Life terkait pembayaran klaim-klaim tertunda sekitar Rp500 miliar yang ditargetkan rampung bulan ini.

"Tahun depan pun kita akan jual aset lagi karena penjualan aset NPL saat ini animonya lumayan baik. Kalau KPR [kredit pemilikan rumah] subsidi macet, karena harga jual patokannya naik, maka kalau dia macet di sini kan ada margin," ujarnya.

Adapun, di tengah upaya penyusutan NPL, BTN memproyeksikan penyaluran kredit yang moncer tahun depan. "Proyeksi tahun depan kredit tumbuh 11%. Kebutuhan perumahan masih jadi kebutuhan dasar," kata Nixon.

BTN sendiri telah mencatatkan total kredit dan pembiayaan senilai Rp318,30 triliun hingga kuartal III/2023, tumbuh 9,87% secara tahunan (year on year/yoy). Peningkatan tersebut didorong pertumbuhan KPR Subsidi yang naik 11,87% yoy dari Rp140,97 triliun menjadi Rp157,71 triliun pada kuartal III/2023.

Penyaluran kredit BTN ditopang oleh kemampuan pendanaan, di mana BTN telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp323,90 triliun, naik 3,54% yoy. BTN juga mencatatkan porsi dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar 49,48% per September 2023, naik 358 basis poin (bps). Per kuartal III/2023, total aset Bank BTN mencapai Rp409,68 triliun, naik 5,24% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper