Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri Taspen mencatatkan laba bersih Rp1,4 triliun pada 2023, tumbuh 16,85% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada 2022 sebesar Rp1,2 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bank terdorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik dari Rp3,22 triliun pada 2022 menjadi Rp3,3 triliun pada 2023.
Selain itu, Bank Mandiri Taspen mencatatkan peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income) lebih dari dua kali lipat atau 121,15% yoy, dari Rp80,97 miliar menjadi Rp179,07 miliar.
Lalu, kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) perseroan susut 52,05% yoy menjadi Rp293,85 miliar pada 2023 dibandingkan periode sebelumnya Rp612,95 miliar.
Bank yang merupakan anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) ini juga mencatatkan penurunan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 71,64% ke level 69,88%. Semakin susut rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Pada rasio profitabilitas, tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) BMTP naik dari 3,21% pada 2022 menjadi 3,3% pada 2023. Namun, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) susut dari 27,6% menjadi 25,2%.
Baca Juga
Dari sisi intermediasi, Bank Mandiri Taspen mencatatkan penyaluran kredit Rp41,35 triliun sepanjang 2023, naik 12,02% yoy. Total aset pun naik 12,29% yoy menjadi Rp60,54 triliun.
Adapun, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross susut dari 0,75% pada 2022 menjadi 0,44% pada 2023. Namun, NPL nett naik tipis dari 0,07% ke level 0,08%.
Dari sisi pendanaan, Bank Mandiri Taspen telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp44,97 triliun pada 2023, naik 10,6% yoy. Lalu, perseroan membukukan rasio dana murah (current account saving account/CASA) pada level 21,1%.