Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mega Tbk. (MEGA) membukukan laba bersih sepanjang 2023 sebesar Rp3,51 triliun. Laba bank yang dikendalikan crazy rich Chairul Tanjung ini susut 13,33% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode 2022 sebesar Rp4,05 triliun.
Wakil Direktur Utama Bank Mega Diza Larentie menyebut ada dua faktor yang menjadi penyebab. Pertama, kenaikan biaya dana alias cost of fund dan kedua, adanya tantangan untuk penyaluran kredit.
“BI sudah menaikkan suku bunga beberapa kali seiring The Fed. Kemudian, kredit juga agak bertolak belakang, minta bunganya turun, padahal CoF naik,” ujarnya usai agenda Mega Travel Fair, Jumat (23/2/2024)
Adapun, untuk menekan CoF sendiri, Bank Mega berupaya untuk memperbesar rasio dana murah (current account saving account/CASA) sampai ke level 30%, dari tahun lalu yang hanya memiliki porsi 28,83% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK)
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Rabu (31/1/2024), Bank Mega memang mencatatkan peningkatan pendapatan bunga dari Rp9,06 triliun pada 2022 menjadi Rp10,21 triliun pada 2023. Namun, beban bunga bank membengkak dari Rp3,19 triliun menjadi Rp4,68 triliun.
Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) MEGA susut 5,63% yoy menjadi Rp5,53 triliun.
Baca Juga
Pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga turun 13,02% yoy dari Rp1,92 triliun pada 2022 menjadi Rp1,67 triliun pada 2023. Bank Mega juga mencatatkan pembengkakan beban operasional lainnya dari Rp3,36 triliun pada 2022 menjadi Rp3,48 triliun pada 2023.
Bank Mega juga mencatatkan penurunan kinerja intermediasi. Total kredit bersih yang disalurkan Bank Mega pada 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun 5,78% yoy dari kredit bersih pada 2022 sebesar Rp69,71 triliun. Alhasil aset Bank Mega susut 6,85% yoy menjadi Rp132,04 triliun pada 2023.
Untuk sisi pendanaan, Bank Mega pun mencatatkan penurunan nilai simpanan nasabah 13,12% yoy dari Rp102,94 triliun pada 2022 menjadi Rp89,43 triliun per 2023.
Penurunan simpanan tertinggi terjadi pada jenis giro, susut 20,99% yoy menjadi Rp10,12 triliun. Selain itu, deposito turun 13,28% yoy menjadi Rp63,64 triliun. Lalu, tabungan pun turun 6,31% yoy menjadi Rp15,66 triliun.