Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Menebal, Marein (MREI) ungkap Strategi Investasi di Tahun Naga Kayu

PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI) mengungkap strategi investasinya di Indonesia.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta. Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA— PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI), entitas investasi AJB Bumiputera, mengungkap strategi investasi perseroan pada tahun naga kayu. Salah satu perusahaan reasuransi di Tanah Air itu berencana untuk meningkatkan porsi pada instrumen obligasi negara dan korporasi (investment grade). 

Direktur Kepatuhan Marein Tamara Tamara Arista Salim mengatakan bahwa rencana peningkatan instrumen obligasi tersebut untuk menjaga aset investasi perseroan tetap prudent dan memiliki sustainability.

“Proporsi investasi kami sekitar 70-75% pada instrumen fixed income [obligasi negara dan obligasi korporasi] komposisi ini dipercaya dapat memenuhi kewajiban perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang,” tutur Tamara kepada Bisnis, Minggu (25/2/2024).D

Dengan strategi tersebut, perseroan juga mengharapkan peningkatan profitabilitas mencapai 25% pada tahun ini.

Adapun laba setelah pajak perseroan mencapai Rp67,7 miliar per 31 Desember 2023. Capaian laba ini naik 80,14% dibandingkan Rp37,5 triliun per 31 Desember 2022. 

“Tantangan lainnya yakni peningkatan tarif dari retrosesi luar negeri mempengaruhi pricing dari retrosesi internasional,” tutur Tamara. 

Dikutip dari laporan keuangan Marein per 31 Desember 2023, perseroan memiliki aset investasi sebanyak Rp2,9 triliun. Angka tersebut meningkat 6,37% apabila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp2,73 triliun. Adapun perinciannya yakni deposito berjangka sebanyak Rp1,13 triliun, di mana naik 16,11% apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022 yakni Rp974 miliar. 

Kemudian obligasi korporasi sebanyak Rp212 miliar atau turun 10,9% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp238 miliar. Sementara itu surat berharga yang diterbitkan oleh Negara RI sebanyak Rp1,09 triliun. Angka ini turun 13,6% dibandingkan dengan Rp1,26 triliun per 31 Desember 2022. Kemudian reksadana Rp217 miliar atau meningkat 149,4% dibandingkan Rp87 miliar pada 31 Desember 2022. 

Instrumen lainnya yakni penyertaan langsung Rp94,9 miliar, tanah dan bangunan untuk investasi Rp147 miliar, serta saham Rp8,5 miliar. 

Perseroan memiliki ekuitas sebanyak Rp1,45 triliun per 31 Desember 2023 dengan tingkat kesehatan finansial yang dilihat dari rasio Risk Based Capital (RBC) 277,25%. Angka tersebut jauh di atas ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper