- Bank Sulutgo
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo atau Bank Sulutgo (BSG) sendiri mencatatkan laba bersih Rp250 miliar sepanjang 2023, naik 3,56% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode 2022 sebesar Rp241,4 miliar.
Laba bank terdorong oleh kinerja pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik tipis 2,29% yoy menjadi Rp1,34 triliun.
Dari sisi intermediasi, BSG mencatatkan penyaluran kredit Rp14,85 triliun sepanjang 2023, naik 10% yoy. Aset bank pembangunan daerah (BPD) ini juga meningkat 3,37% yoy menjadi Rp20,85 triliun pada 2023. Bank juga telah menjaga kualitas asetnya.
Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BSG berada di level 2,7% pada 2023, susut dari periode sebelumnya 2,9%. Meskipun, NPL nett naik dari 1,52% ke level 1,61%.
Selanjutnya untuk pendanaan, bank membukukan dana pihak ketiga (DPK) Rp15,5 triliun, turun 4,2% yoy. Adapun, BSG mencatatkan dana murah (current account saving account/CASA) sebesar Rp4,63 triliun atau 29,87% dari DPK.
Kinerja bank ditopang oleh kondisi permodalan yang membaik. Tercatat, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BSG naik dari 18,51% pada 2022 menjadi 20,4% pada 2023. Modal inti juga menebal dari Rp1,72 triliun menjadi Rp1,77 triliun.
Baca Juga
- Bank Mega Syariah
Sayangnya dari sederet bank, hanya PT Bank Mega Syariah yang belum melaporkan kinerjanya sepanjang 2023. Adapun, BMS membukukan laba bersih senilai Rp191,21 miliar pada kuartal III/2023. Raihan laba tersebut terkoreksi tipis 2,22% dari sebelumnya Rp195,55 miliar pada kuartal III/2022.
Adapun, dari sisi rasio penting perusahaan, net operating margin (NOM) turun 33 basis poin (bps) menjadi 1,98% dari yang sebelumnya berada di level 2,31%.
Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) pun naik 816 basis poin (bps) ke level 75,48% pada kuartal III/2023 dari 67,32% pada periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Semakin tinggi rasio BOPO, semakin besar proporsi pendapatan perusahaan yang harus dikeluarkan untuk biaya-biaya operasional.
Sementara itu, dari sisi pembiayaan, Bank Mega Syariah mencatat Rp7,44 triliun, angka ini naik 2,29% dari Rp7,27 triliun. Alhasil, total asset BMS ikut terkerek naik Rp14,78 triliun dari sebelumnya Rp14,37 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan Bank Mega Syariah juga diimbangi dengan penjagaan rasio kredit macet atau nonperforming financing (NPF). Tercatat, pada September 2023, NPF gross BMS berada di level 0,95%, turun 17 bps dari level 1,12% dan NPF nett di level 0,72% turun 26 bps dari level 0,98%.
Adapun, dari segi perolehan dana pihak ketiga (DPK), Bank Mega Syariah meraup Rp10,5 triliun per kuartal III/2023 dibanding sebelumnya Rp11,81 triliun per kuartal III/2022.