Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah konglomerat Indonesia tercatat menguasai entitas perbankan di Tanah Air, baik melewati kepemilikan langsung maupun tidak langsung.
Ambil contoh seseorang yang masuk deretan ke-6 individu terkaya di Indonesia, yakni Chairul Tanjung. Diketahui, melalui PT Mega Corpora dirinya menguasai lima bank di Tanah Air. Perinciannya, tiga bank berstatus anak usaha yakni PT Bank Mega Tbk. (MEGA), PT Bank Mega Syariah, serta PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI).
Sementara, CT juga terpantau menggenggam kepemilikan saham di beberapa bank daerah melalui Mega Corpora, seperti di Bank Sulteng yang memiliki 24,9% saham dan dirinya juga menggenggam sebanyak 24,82% di Bank Sulutgo.
Dalam konteks kepemilikan konglomerat, biasanya entitas perbankan memang menjadi salah satu portofolio bisnis yang wajib dimiliki lantaran memiliki pertumbuhan yang kuat dan bisa menjadi bisnis yang berfungsi melengkapi ekosistem mereka di industri lain, seperti sektor riil, perdagangan, properti, dan investasi.
Lantas, siapa saja orang kaya yang memiliki bank di Tanah Air dan seberapa besar kakayannya? Berikut daftarnya.
Daftar 10 Pemilik Bank Terkaya RI
1. Hartono Bersaudara
Saat ini, PT Dwimuria Investama Andalan merupakan pemegang 54,94% saham BCA. Adapun PT Dwimuria Investama Andalan dimiliki oleh Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono, dua orang terkaya di Indonesia, sehingga keduanya merupakan pengendali terakhir BCA.
Baca Juga
Melansir dari Forbes pada Selasa (19/3/2024) Robert Budi Hartono yang menduduki posisi ke-3 orang terkaya RI dengan jumlah kekayaan mencapai US$26,4 miliar atau setara dengan Rp415,57 triliun (asumsi kurs Rp15.741 per dolar AS).
Sementara sang saudara, Michael Hartono yang berada di posisi ke-4 memiliki harta sebesar US$25,3 miliar atau Rp39,25 triliun.
Keluarga Hartono diketahui telah membeli saham BCA setelah keluarga Salim kehilangan kendali terhadap bank selama krisis ekonomi Asia 1997-1998. Kini BCA menjadi bank terbesar ketiga dari sisi aset dan bank swasta terbesar di Indonesia.
Sebagai informasi, PT Bank Central Asia Tbk. atau BBCA mengantongi laba sepanjang 2023, naik 19,4% menjadi Rp48,6 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy). Aset perseroan tumbuh sebesar 7,1% yoy menjadi 1.408 triliun.
Tak hanya itu, BCA juga memiliki bank digital melalui anak usaha, bernama Blu yang hadir usai BCA mengakuisisi PT Bank Royal Indonesia pada 2019 dan dikembangkan menjadi PT BCA Digital BCA pada 2020.
Saat ini, BCA Digital alias blu mencatatkan aset naik 22,18% menjadi Rp13,51 triliun pada 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp11,05 triliun.
Lalu, Blu juga membukukan laba bersih Rp46,04 miliar sepanjang 2023, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp71,6 miliar pada 2022.
2. Chairul Tanjung
Chairul Tanjung merupakan orang kaya keenam di RI. Berdasarkan Forbes, pria yang kerap disapa CT itu memiliki kekayaannya mencapai US$5,3 miliar atau Rp83,43 triliun.
Melalui PT Mega Corpora, dirinya secara langsung maupun tidak langsung menguasai lima bank di Tanah Air. Perinciannya, tiga bank berstatus anak usaha yakni PT Bank Mega Tbk. (MEGA), PT Bank Mega Syariah, serta PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI).
Tak hanya itu, Chairul Tanjung melalui Mega Corpora juga terpantau menggenggam kepemilikan saham di beberapa bank daerah, seperti di Bank Sulteng yang memiliki 24,9% saham dan menggenggam sebanyak 24,82% di Bank Sulutgo.
Rata-rata bank besutan konglomerat terkaya ke-6 di Tanah Air versi Forbes ini mencatatkan peningkatan dari sisi rasio profitabilitasnya yang beragam.
Ambil contoh, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) Bank Mega misalnya berada di level 17,62%, susut 553 basis poin (bps) dari 23,15% pada 2022.
Nasib sama juga terjadi pada kedua bank daerahnya, di mana Bank Sulteng mencatatkan ROE 19,9%, susut 27 bps dari sebelumnya 20,17% dan Bank Sulutgo dengan capaian ROE 15,07% dari sebelumnya 16,5%.
Lalu, rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) Bank Mega Syariah turun 197 bps menjadi 9,76% dari sebelumnya 11,73%
Menariknya, apabila ROE MEGA hingga Mega Syariah harus terkoreksi, justru sang anak bungsu yakni Allo Bank mencatatkan rasio imbal balik ekuitas yang membaik. Tercatat, ROE BBHI naik 234 bps menjadi 6,7% pada 2023
3. Dato Sri Tahir
Dato Sri Tahir adalah pemilik Bank Mayapada. Dirinya berbagi kepemilikan struktur pengendali saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) dengan perusahaan asal Taiwan, yaitu Cathay Insurance.
Berdasarkan Forbes, Tahir tercatat memiliki kekayaan senilai US$5,2 miliar atau sekitar Rp81,85 triliun. Artinya, kekayaan CT dan Tahir memiliki selisih tipis.
Sebagai catatan, Bank Mayapada mencatatkan laba bersih Rp66,02 miliar pada kuartal III/2023, tergerus 39,83% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp109,74 miliar.
4. James Riady
PT Bank Nationalnobu Tbk. atau Bank Nobu (NOBU) dimiliki oleh taipan James Riady. Sosoknya melalui PT Putera Mulia Indonesia (PMI) menjadi resmi menjadi pemegang saham pengendali (PSP) terakhir atau ultimate shareholder Bank Nobu, menggantikan ayahnya Mochtar Riady.
Saat ini, keluarga Riady memiliki kekayaan US$1,4 miliar atau setara dengan Rp22,04 triliun per 19 Maret 2024. Adapun, Bank Nobu membukukan laba bersih Rp141,54 miliar, naik 36,3% pada 2023, dari sebelumnya Rp103,85 miliar pada 2022.
5. Anthony Salim
Konglomerat Anthony Salim, merupakan pemilik PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA). Berdasarkan Forbes, kekayaan Anthony tercatat sebesar US$10,3 miliar atau setara dengan Rp161,12 triliun per Desember 2023.
Tercatat, Bank Ina membukukan laba bersih Rp170,49 miliar pada kuartal III/2023. Jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, angka tersebut melesat 79,77% dari periode sebelumnya pada yaitu Rp94,83 miliar pada kuartal III/2022.
6. Hary Tanoe
Melansir dari situs resmi perusahaan, PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) lahir setelah MNC Group mengakuisisi PT. Bank ICB Bumiputera Tbk.
Berdasarkan Forbes, Hary Tanoe merupakan orang terkaya ke-39 dan memiliki kekayaan US$1,09 miliar per 2022 atau saat ini setara dengan Rp17,17 triliun.
7. Jerry Ng
Bankir veteran Jerry Ng, mendapatkan kekayaannya dari saham di PT Bank Jago Tbk. (ARTO). Lantaran, dia mengakuisisi saham yang kemudian disebut Bank Artos pada Desember 2019.
Bank Jago kemudian bertransformasi menjadi bank digital dan ingin bekerja sama dengan perusahaan fintech kecil dan menengah.
Jerry Ng pada akhir 2022 menduduki peringkat ke-35 orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan senilai US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,88 triliun.
Bank digital PT Bank Jago Tbk. (ARTO) telah membukukan laba bersih sebesar Rp50,29 miliar, meningkat 24% pada kuartal III/2023 dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp40,57 miliar.
8. Mu'min Ali Gunawan
Kemudian, PT Bank Panin Tbk. (PNBN) milik konglomerat Mu'min Ali Gunawan.
Saat ini diketahui berbagi kepemilikan dengan pemegang saham ANZ Group yang berasal dari Australia. Dalam struktur pemegang saham, Mu'min Ali menjadi salah satu pengendali saham di Bank Panin lewat PT Panin Investment.
Sebagai informasi, Bnk Panin telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp2,53 triliun. Dari sisi intermediasi, PNBN mencatatkan penyaluran kredit Rp148,49 triliun sepanjang 2023, tumbuh 8,4% yoy. Aset pun naik 4,5% yoy menjadi Rp222,01 triliun.
9. Eddy Kusnadi Sariaatmadja
Eddy Kusnadi Sariatmadja merupakan salah satu pendiri Emtek pada tahun 1983 sebagai distributor eksklusif komputer Compaq di Indonesia, dan dia memiliki mayoritas saham perusahaan tersebut, yaitu 21,94% atau setara dengan 13,44 miliar saham.
Sebagai informasi, PT Super Bank Indonesia (Superbank) merupakan bank dengan layanan berbasis digital. Superbank merupakan brand baru menggantikan PT Bank Fama International, sebuah Bank Umum yang didirikan di Bandung, 5 Maret 1993.
Di tahun 2021, kepemilikan Bank Fama beralih kepada Grup Emtek yang diwakili oleh PT Elang Media Visitama dan PT Nusantara Berkat Agung.
Dilanjutkan dengan bergabungnya Grab melalui A5-DB Holdings Pte Ltd dan Singtel melalui Singtel Alpha Investment Pte Ltd sebagai pemilik saham untuk mendukung transformasi Bank Fama menjadi bank dengan layanan berbasis digital.
Kekayaan Eddy sendiri per April 2023 mencapai US$1 miliar atau yang saat ini setara dengan Rp15,74 triliun.
Superbank yang digadang-gadang menjadi pesaing baru untuk sejumlah bank digital Tanah Air membukukan kerugian bersih mencapai Rp112,92 miliar. Sebelumnya, pada semester I/2022 bank ini mencatatkan laba bersih Rp2,10 miliar.
10. Eka Tjipta Widjaja
Bank Sinar Mas didirikan oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja dan didirikan pada 18 Agustus 1989. Awalnya bernama PT Bank Shinta Indonesia, tetapi kemudian berubah menjadi Bank Sinar Mas.
Bank Sinarmas pun membukukan laba bersih Rp140,31 miliar sepanjang enam bulan pertama 2023. Jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, angka tersebut turun 5% yoy dari posisi sebelumnya Rp148,23 miliar.