Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) telah mencatatkan pertumbuhan laba bersih 17,07% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,71 triliun pada kuartal I/2024. Terdapat sejumlah faktor pendorong pertumbuhan laba BSI.
Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan BSI menyadari perkembangan ekonomi global maupun kondisi ekonomi makro di Indonesia saat ini memberikan tekanan terhadap bisnis perbankan di Indonesia.
"BSI relatif beruntung, masih bisa tumbuh dengan baik," katanya dalam paparan kinerja BSI pada Selasa (30/4/2024).
Faktor pendorong kinerja laba BSI di antaranya adalah BSI fokus terhadap balance sheet atau neraca yang kuat. Tercatat, baik dari aset, pembiayaan, serta dana pihak ketiga (DPK) BSI pada kuartal I/2024 tumbuh dobel digit.
Pada kuartal I/2024, BSI mencatatkan aset sebesar Rp358 triliun, tumbuh 14,25% yoy. Aset bank ditopang oleh penyaluran pembiayaan BSI pada kuartal I/2024 yang mencapai Rp247 triliun atau tumbuh 15,89% yoy.
Dari nilai pembiayaan tersebut, sebesar 54,62% disalurkan pada segmen konsumer. Kemudian, sebesar 27,81% disalurkan ke segmen wholesale dan 17,56% ke segmen retail.
Baca Juga
Kemampuan pembiayaan BSI ditunjang oleh pengumpulan DPK yang tumbuh 10,43% yoy mencapai Rp297 triliun, didominasi oleh dana murah atau current account saving account (CASA). Tabungan tumbuh 8,75% dan giro tumbuh hingga 10,52%.
"Pencapaian profitabilitas baik ini, selain neraca yang kuat juga didukung dari fee base income [pendapatan berbasis komisi], diiringi dengan efisiensi," ujar Cahyo.
Fee based income mencapai Rp427,74 miliar pada kuartal I/2024, tumbuh 2,32% yoy. Kemudian, pendapatan lainnya naik 12,64% menjadi Rp314,51 miliar.
Adapun, efisiensi BSI tercermin melalui rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menyusut dari 69,65% pada kuartal I/2023 menjadi 68,94% pada kuartal I/2024. Semakin turun rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Sementara itu, rasio profitabilitas BRIS pun membaik. Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) naik dari 2,48% per Maret 2023 menjadi 2,51% per Maret 2024. Artinya, kemampuan bank dalam mendayagunakan asetnya untuk memperoleh keuntungan semakin baik.
Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga naik menjadi 18,30% dari sebelumnya 18,16%. Artinya, semakin meningkat kinerja bank dalam menghasilkan laba bersih melalui modalnya.