Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Raksa Catat Premi Asuransi Properti Naik, Klaim Turun

PT Asuransi Raksa Pratikara, mencatatkan peningkatan dalam perolehan premi asuransi properti hingga 34% pada semester I/2024.
Layanan mobile Asuransi Raksa./Istimewa.
Layanan mobile Asuransi Raksa./Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi umum, PT Asuransi Raksa Pratikara, mencatatkan peningkatan signifikan dalam perolehan premi asuransi properti hingga semester I/2024. Total premi yang diraih mencapai Rp16,87 miliar, naik 38,20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Asuransi Raksa Pratikara, Edy, mengungkapkan bahwa pada Juni 2024, premi asuransi properti tumbuh sebesar 38,2%. "Premi asuransi properti sampai dengan Juni 2024 sebesar Rp16,87 miliar tumbuh 38,20% atau sebesar Rp4,67 miliar dari tahun 2023 sebesar Rp12,20 miliar," kata Edy kepada Bisnis, Senin (29/7/2024).

Edy menambahkan, fokus pada asuransi properti baru dilakukan mulai tahun lalu, yang sebelumnya belum menjadi prioritas utama perusahaan. Hasilnya, perusahaan berhasil menjalin kerja sama baru dengan beberapa bank, termasuk Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV. "Mudah-mudahan setiap tahun bisa terus tumbuh secara konsisten mengingat lini bisnis ini punya potensi market yang sangat besar," ujar Edy.

Untuk mencapai target premi asuransi properti sebesar Rp50 miliar hingga akhir 2024, Edy menjelaskan beberapa strategi yang akan diterapkan. Pertama, penetrasi pasar melalui cross selling dari database nasabah perusahaan, khususnya produk kendaraan bermotor dan alat berat yang juga memiliki properti yang dapat diasuransikan. Kedua, mencari kerja sama baru dengan bank. "Dari kanal bancassurance ini kami akan terus melakukan pendekatan kepada bank dari berbagai size termasuk BPR," tambahnya.

Sementara itu, klaim asuransi properti yang dibayarkan hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp1,62 miliar, turun 79,76% dari sebelumnya Rp7,99 miliar pada 2023. Menurut Edy, asuransi properti memiliki karakteristik klaim yang volatile karena frekuensi klaim yang cenderung kecil namun dengan loss severity yang tinggi, sehingga lebih sulit di-manage dibandingkan asuransi kendaraan bermotor.

"Selain itu, lini produk ini juga sangat bergantung terhadap kapasitas reasuransi yang berada di luar kendali perusahaan dalam hal pricing dan ketersediaan kapasitasnya. Reasuransi domestik sekalipun bergantung pada pasar reasuransi global, jadi lebih banyak ketidakpastian," jelas Edy.

Oleh karena itu, perusahaan fokus pada asuransi properti dengan sum insured yang terbatas untuk dapat dikelola sebagaimana asuransi kendaraan bermotor. "Kami mengarah pada similaritas sum insured dengan demikian dapat di-manage sebagaimana asuransi kendaraan bermotor. Jadi memperbanyak unit cover dengan sum insured yang kami batasi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper