Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bank Diramal Tumbuh 10,79% pada 2024, Ini Faktor Pendorongnya!

Permintaan kredit di sektor perbankan diproyeksikan mencapai 10,79% hingga akhir tahun 2024, meskipun kondisi likuiditas diperketat.
Karyawati bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Link saat ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024 di Jakarta, Kamis (1/8/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawati bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Link saat ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024 di Jakarta, Kamis (1/8/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan kredit di sektor perbankan diproyeksikan mencapai 10,79% hingga akhir tahun 2024, meskipun kondisi likuiditas diperketat. Prediksi ini disampaikan oleh Permata Institute for Economic Research (PIER), yang memperkirakan pertumbuhan kredit secara tahunan (year-on-year/yoy) ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada akhir 2023 yang hanya mencapai 10,38% yoy.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengatakan sekalipun terdapat kecendungan bahwa kondisi likuditas relatif lebih mengetat dibanding kondisi 2022 pada saat pandemi, namun secara umum dari sisi permintaan kredit ini masih relatif cukup baik, khususnya untuk beberapa segmen korporasi.

“[Hal ini] yang terkait dengan beberapa proyek strategis nasional pemerintah dan juga hilirisasi basic material dari pemerintah, sehingga beberapa sektor tersebut masih cukup meningkat pertumbuhannya,” ujarnya dalam PIER Economic Review Mid-Year 2024, pekan lalu (8/8/2024).

Josua juga memproyeksikan untuk penjualan otomotif, khususnya roda empat tahun ini akan melesu dengan kecenderungan penjualan berada di di bawah satu juta unit. 

Berdasarkan proyeksi yang ada, penjualan mobil diprediksi hanya mencapai 898.463 unit, atau turun 10,7% dari 2023 yang mencapai penjualan hingga satu juta unit. “Namun, kondisinya akan cenderung membaik di tahun mendatang,” ucapnya. 

Dirinya juga optimistis kondisi akan perlahan baik jika penurunan suku bunga mulai terjadi di tahun ini, di mana hal tersebut bakal memberikan ruang untuk peningkatan spending alias belanja.

“Sehingga diharapkan dapat mengakselerasi juga dari sisi aktivitas ekonomi, khususnya dari sisi lapangan usaha dan juga sektor-sektor strategis lainnya,” ucap Josua.

Sebelumnya, memang juga melihat kans Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 50 basis poin (bps) pada akhir 2024.  

Hal tersebut sejalan dengan arah penurunan BI Rate dari Bank Indonesia yang merencakan pemangkasan pada kuartal IV/2024, namun bank sentral tersebut belum menyebutkan besaran poin yang akan dipangkas. Saat ini, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada level 6,25%. Dengan proyeksi ini, maka pada akhir tahun diperkirakan suku bunga Bank Indonesia berada pada level 5,75%.  

“Kami melihat ada potensi bahwa Bank Indonesia memiliki ruang penurunan kurang lebih sekitar 50 basis poin,” ujar Josua.

Ke depan, dia memproyeksikan BI akan terus melanjutkan pemangkasan suku bunga sebesar 75 basis poin pada 2025. Kemudian pada 2026 masih terdapat peluang penurunan, namun tidak akan sebesar pada 2025. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper