Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BCA: Proyek Hilirisasi Jokowi jadi Faktor Pendorong Kinerja Kredit

Salah satu faktor pendorong kredit BCA adalah proyek hilirisasi yang digencarkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Direktur BCA (BBCA) Jahja Setiaatmadja dalam Konferensi Pers Kinerja Semester I/2024, Rabu (24/7/2024)/tangkapan layar
Presiden Direktur BCA (BBCA) Jahja Setiaatmadja dalam Konferensi Pers Kinerja Semester I/2024, Rabu (24/7/2024)/tangkapan layar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai 15,5% secara tahunan (year on year/yoy) hingga semester I/2024. Salah satu faktor pendorong kredit BCA adalah proyek hilirisasi yang digencarkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Berdasarkan laporan keuangan, BCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp849,8 triliun, tumbuh 15,5% yoy. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kinerja kredit tersebut ditopang oleh jenis kredit korporasi. 

Tercatat, BCA telah menyalurkan kredit korporasi sebesar Rp388,6 triliun pada Juni 2024, naik 19,9%. Porsi kredit korporasi pun paling besar, yakni 45,7%.

"Yang menjadi penunjang kredit adalah kredit korporasi, dari industri yang menunjang proyek Pak Jokowi. Proyek hilirisasi," kata Jahja dalam konferensi pers BCA Expo 2024 pada Jumat (16/8/2024).

Dia menjelaskan proyek hilirisasi yaitu pengolahan bahan baku barang tambang ke smelter dan menjadi barang jadi. Apabila diekspor, maka nilai barang bisa meningkat sampai 10 kali lipat.

Selain itu, kredit konsumer pun mendorong kinerja kredit BBCA. Tercatat, kredit konsumer di BBCA tersalurkan Rp210,2 triliun, naik 13,6% yoy.

Sebagaimana diketahui, Jokowi memang gencar menjalankan program hilirisasi sumber daya alam selama menjabat sebagai Presiden RI.

Merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di bidang hilirisasi semester I/2024 mencapai Rp181,4 triliun atau 21,9% dari total realisasi investasi periode tersebut sebesar Rp829,9 triliun.  

Investasi sektor mineral berupa smelter nikel, tembaga, bauksit, dan timah mencapai Rp114,1 triliun pada semester I/2024. Perinciannya, investasi dari nikel Rp80,9 triliun, tembaga Rp28 triliun, bauksit Rp5,1 triliun, timah Rp0,1 triliun. 

Potensi sektor mineral juga dinilai sangat besar dan penting untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Tak hanya sektor mineral, BKPM mencatat realisasi investasi di sektor kehutanan senilai Rp24,5 triliun, sektor pertanian Rp23 triliun yang berasal dari CPO/oleochemical, minyak dan gas Rp13,2 triliun dari petrokimia, dan ekosistem kendaraan listrik Rp6 triliun. 

Secara khusus, pada periode kuartal II/2024 total investasi hilirisasi sebesar 105,6 triliun atau 24,6% dari total realisasi investasi di kuartal kedua senilai Rp428,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper