Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Asuransi Manulife untuk Atasi Inflasi Medis

Manulife Asia Care Survey 2024 menunjukkan 67% dari 1.054 responden menganggap kenaikan biaya perawatan kesehatan sebagai masalah serius.
Ilustrasi asuransi/Reuters-Jonathan Bachman
Ilustrasi asuransi/Reuters-Jonathan Bachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Inflasi medis yang diperkirakan mencapai 13% pada 2024 menjadi tantangan serius bagi perusahaan asuransi di Indonesia.

Berdasarkan laporan Mercer Marsh Benefits (MMB) Health Trends 2024, kenaikan biaya medis terus memberikan tekanan pada industri asuransi termasuk PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

Presiden Direktur Manulife Indonesia Ryan Charland mengungkapkan bahwa perusahaan sangat menyadari dampak finansial yang ditimbulkan oleh kenaikan biaya perawatan kesehatan terhadap individu dan keluarga.

"Manulife sangat menyadari tekanan finansial yang ditimbulkan oleh kenaikan biaya perawatan kesehatan, terutama karena inflasi medis," kata Ryan Charland kepada Bisnis, Jumat (23/8).

Untuk mengatasi tantangan ini, Manulife Indonesia telah merumuskan beberapa strategi. Pertama, perusahaan berfokus pada edukasi finansial kepada masyarakat mengenai pentingnya asuransi kesehatan serta cara mengelola keuangan agar mampu mengatasi biaya kesehatan yang semakin mahal.

Kedua, pihaknya menawarkan berbagai produk asuransi yang komprehensif dan fleksibel, seperti MiUltimate Healthcare dan Manulife Critical Care Protection. "Produk-produk ini dirancang agar setiap individu dapat memilih perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka," jelas Ryan.

Selain itu, atau ketiga Manulife juga memperluas kemitraan dengan rumah sakit, klinik, dan penyedia layanan kesehatan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan tarif yang kompetitif dan layanan optimal bagi para pemegang polis. "Kemitraan ini penting untuk memastikan bahwa nasabah mendapatkan layanan terbaik dengan biaya yang lebih terjangkau," tambahnya.

Baru-baru ini, Manulife juga merilis survei bertajuk Manulife Asia Care Survey 2024, yang menunjukkan bahwa 67% dari 1.054 responden menganggap kenaikan biaya perawatan kesehatan sebagai tantangan utama bagi kesejahteraan finansial mereka. "Populasi di Asia yang semakin menua dan kebutuhan perawatan yang meningkat menyebabkan harga layanan kesehatan diprediksi akan naik lebih cepat daripada inflasi secara keseluruhan," pungkas Ryan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper