Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatatkan perolehan premi anggotanya menembus Rp57,91 triliun pada semester I/2024. Angka tersebut naik 18,4% secara tahunan (year on year/yoy) apabila dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yakni Rp48,9 triliun.
Wakil Ketua Bidang Riset dan Statistik AAUI Trinita Situmeang mengatakan pertumbuhan premi tersebut utamanya ditopang oleh tiga lini bisnis yang mengalami kenaikan yakni asuransi properti, kredit, dan kesehatan.
“Pertumbuhan premi ini ditopang oleh kenaikan pada asuransi properti, itu naik Rp4,1 triliun atau secara persentase 32,8%. Dan juga asuransi kesehatan dan asuransi kredit yang masing-masing naik 21,6% dan 26%,” kata Trinita dalam konferensi pers kinerja Semester I/2024 di Jakarta, Senin (30/9/2024).
Adapun asuransi properti pendapatan preminya mencapai sebanyak Rp16,66 triliun yang mana naik 32,8% yoy dibandingkan pada semester I/2023 yakni Rp12,55 triliun. Kemudian asuransi kredit yang preminya mencapai Rp10,58 triliun, yang mana naik 26% dari sebelumnya Rp8,4 triliun.
Sementara premi dari lini bisnis asuransi kesehatan mencapai sebanyak Rp4,75 triliun yang mana naik 21,6% yoy dari sebelumnya Rp3,9 triliun pada semester I/2024. Untuk lini bisnis yang paling besar masih didominasi oleh tiga sektor utama yakni properti, asuransi, dan kendaraan. Meskipun kenaikannya hanya sedikit yakni 2% yoy, premi asuransi kendaraan menjadi tiga besar dengan perolehan premi sebanyak Rp10,03 triliun, sebelumnya Rp9,84 triliun pada semester I/2023.
Trinita menjelaskan bahwa faktor pendorong dari perolehan premi properti salah satunya adalah naiknya harga sewa properti komersial di kuartal I/2024 ini.
Baca Juga
“Pertumbuhan ini tentunya difaktori oleh tumbuhnya permintaan sewa untuk properti komersial juga stabilnya indeks penjualan properti komersial di Indonesia,” katanya.
Sementara itu di posisi selanjutnya, untuk lini usaha asuransi kredit, pada periode ini menduduki posisi kedua pada perolehan pangsa pasar terbesar di perolehan premi pada semester 1/2024 ini. Trinita mengatakan dengan tumbuhnya kegiatan usaha di beberapa sektor, serta terus adanya dukungan pemerintah dalam penyaluran kredit baru untuk masyarakat, tentunya sangat mempengaruhi kenaikan dari premi asuransi kredit di industri asuransi umum.
Pada posisi terakhir, yakni asuransi kendaraan bermotor meski tidak sebesar pertumbuhan dari pangsa pasar sebelumnya. Namun asuransi kendaraan bermotor ini relatif masih dapat dikatakan stabil dalam hal perolehan premi.
“Meskipun terlihat data penjualan mobil Listrik meningkat drastis, namun lini usaha ini tetap masih menjadi salah satu pangsa pasar terbesar di industri asuransi umum Indonesia,” katanya.
Terakhir, AAUI mencatat ada tiga lini bisnis asuransi umum yang mengalami penurunan sampai dengan semester I/2024. Ketiga lini bisnis tersebut antara lain energy offshore yang mana turun 10,1% yoy menjadi Rp875 miliar, sementara pada periode semester I/2023 perolehan preminya mencapai Rp974 miliar.
Kemudian lini bisnis engineering yang mana turun 10,7% yoy menjadi Rp2,05 triliun dari sebelumnya Rp2,29 triliun. Lalu, suretyship yang mana turun 0,9% menjadi Rp902 miliar dari sebelumnya Rp910 miliar pada semester I/2024.