Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) menargetkan kredit segmen ritel dapat tumbuh hingga 8% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada akhir tahun 2024. Target itu dipatok di tengah biaya dana (cost of fund) yang masih relatif tinggi.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan bahwa pertumbuhan kredit segmen ritel BNGA pada Agustus 2024 masih berada pada kisaran 6% yoy.
“Mungkin kita year-end juga [tumbuh] sampai 7%-8%. Tentunya ini ada keterkaitan juga dengan biaya dana. Jadi, cost of fund-nya itu kan memang belum turun,” kata Dede, sapaan akrabnya, kepada wartawan di Graha CIMB Niaga, Jakarta Pusat pada Rabu (2/10/2024).
Menurutnya, kondisi tersebut mendorong bank untuk mengoptimalkan kinerja kredit dengan lebih berfokus kepada kualitas aset. Dengan demikian, dia menyebut bahwa rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dapat ditekan di bawah angka industri perbankan. “Jadi, kalau NPL itu jauh lebih rendah dibandingkan market,” sambungnya.
Mengenai proyeksi penyaluran kredit CIMB Niaga pada tahun depan, Dede menyuarakan optimismenya. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate hingga transisi pemerintahan baru disebutnya sebagai momentum positif untuk mendongkrak kinerja.
Kendati demikian, dirinya juga tak mengesampingkan pengaruh aspek global terhadap perekonomian dalam negeri, sehingga berharap agar kondisi makroekonomi dan geopolitik dapat lebih stabil.
Baca Juga
“Sehingga harapannya mungkin kita bisa ride on the growth. Menurut saya, kita pasti akan aim [pertumbuhan kredit] dobel digit,” tandas Dede.
Berdasarkan presentasi perusahaan pada semester I/2024, CIMB Niaga telah menyalurkan total kredit sebesar Rp217,08 triliun, naik 5,9% yoy dari level Rp205,07 triliun. Jumlah tersebut mencakup pembiayaan syariah sebesar Rp58,08 triliun.
Segmen ritel mendominasi komposisi penyaluran kredit CIMB Niaga dengan persentase 45,5%. Segmen ini mencakup beragam jenis kredit konsumer seperti kredit pemilikan rumah (KPR) hingga kredit kendaraan bermotor (KKB), sekaligus kredit bagi segmen usaha kecil menengah (UKM).
Laju pertumbuhan kredit segmen ritel juga mencapai 6,9% yoy pada Juni 2024. Adapun, rasio NPL gross berada pada level 2,15%, sementara NPL nett sebesar 0,79%.