Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Rendezvous ke-28 yang diinisiasi oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) kembali menjadi ajang penting bagi para pelaku industri perasuransian internasional.
Mengusung tema "Securing Stability & Unravelling Risk Impacting the Insurance Landscape," perhelatan tahunan ini diharapkan dapat menjadi wadah bertemunya ide-ide dan praktik terbaik guna mendorong pengembangan industri perasuransian di masa depan.
Acara yang diadakan di Nusa Dua, Bali, ini dihadiri oleh lebih dari 700 peserta, termasuk praktisi dari 15 negara, seperti Indonesia, India, Malaysia, Korea Selatan, Hong Kong, Inggris, China, hingga Amerika Serikat. Partisipasi internasional ini menunjukkan pentingnya peran Indonesia Rendezvous sebagai platform diskusi global.
Sejalan dengan visi PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) untuk mendukung terciptanya bisnis yang berkelanjutan, Tugure kembali menjadi sponsor utama dalam Indonesia Rendezvous 2024. Dukungan ini merupakan bagian dari komitmen Tugure dalam memperkuat industri asuransi Indonesia melalui keterlibatan aktif dalam berbagai inisiatif penting.
“Tugure selalu berupaya untuk berkontribusi dalam kemajuan industri asuransi, itulah sebabnya kami memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan seperti Indonesia Rendezvous,” ujar Teguh Budiman, Presiden Direktur Tugure, dalam siaran pers. Kamis (10/10/2024).
Dalam kesempatan Indonesia Rendezvous ke-28 ini, Tugure juga menggelar pertemuan eksklusif denganmitra bisnis melalui Tugure Lounge, sebuah wadah untuk mempererat kerja sama dan menjalin kemitraan strategis. Selain itu, Tugure turut mengadakan acara Tugure Jagaddhita Balinese Culture, sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya Bali sekaligus sarana memperkuat jejaring antar pelaku industri asuransi.
Baca Juga
Teguh Budiman menekankan bahwa inisiatif Tugure ini adalah langkah strategis untuk menjaring ide-ide inovatif serta menciptakan peluang yang dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan industri.
“Industri asuransi saat ini menghadapi banyak tantangan, baik dari faktor eksternal maupun internal. Perhelatan seperti Indonesia Rendezvous memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai peluang kerja sama yang bermanfaat bagi industri,” tambahnya.
Dalam rangkaian acara, Direktur Operasional Tugure, Erwin Basri, turut berpartisipasi sebagai salah satu pembicara dalam salah satu forum diskusi yang membahas tentang Compulsory Motor Third Party Liability (MTPL): Gaining Competitive Advantage.
Erwin memaparkan bahwa MTPL saat ini menjadi topik yang sedang hangat-hangatnya di Indonesia. Adapun portfolio reasuransi untuk jenis pertanggungan ini masih relatif rendah, dengan porsi hanya sekitar 0,36% rata-rata dalam tujuh tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar risiko MTPL masih ditanggung sendiri oleh perusahaan asuransi.
Menanggapi rencana OJK yang akan mewajibkan asuransi tanggung jawab pihak ketiga (MTPL), Erwin menyoroti potensi akumulasi risiko yang bisa terjadi ketika beberapa klaim muncul dalam periode yang singkat.
“Agregasi risiko ini dapat memicu volatilitas pada neraca perusahaan asuransi, di mana pembayaran klaim bisa melebihi ekspektasi rasio kerugian yang diharapkan untuk periode tersebut,” jelas Erwin.
Lebih lanjut, Erwin menambahkan bahwa dalam situasi seperti ini, peran reasuransi menjadi krusial dalam menstabilkan pasar dengan menyerap agregasi risiko tersebut. Hal ini memastikan perusahaan asuransi tetap dapat memenuhi kewajiban keuangan serta persyaratan modal, bahkan selama periode klaim yang tinggi.
Harapannya, kolaborasi yang kuat antara perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dapat mendorong terciptanya bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan, serta menghadirkan solusi yang lebih baik bagi perlindungan masyarakat.