Segmen konsumer secara keseluruhan juga mencatat pertumbuhan 14,6% YoY menjadi Rp137 triliun, dengan kredit personal (payroll) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai pendorong utama.
“Tahun ini untuk segmen menengah dan kecil masih difokuskan dalam hal perbaikan credit underwriting sehingga kedua segmen ini akan siap menjadi diversifikasi pertumbuhan kredit BNI tahun depan,” katanya.
Menurutnya, sebagai hasil dari akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah, kualitas aset BNI tercatat terus membaik, ditandai dengan rasio kredit bermasalah NPL yang berada di level 2%. Kredit berisiko atau Loan at Risk (LaR) yang membaik menjadi 11,8%.
“Penyaluran kredit BNI yang sehat juga di-support oleh pertumbuhan dana CASA [giro dan tabungan]. Per September 2024, CASA BNI mampu tumbuh 5,5% YoY terutama ditopang oleh tabungan yang mampu tumbuh 7,4% YoY,” ujar Novita.
Transformasi Digital
Sementara itu, Pengamat Perbankan, Praktisi Sistem Pembayaran dan Dosen Tidak Tetap Perbanas Institute Jakarta Arianto Muditomo menilai untuk bank-bank besar dengan beragam upaya transformasi digital yang telah dan akan dilakukan akan membuka peluang untuk menarik lebih banyak nasabah dan meningkatkan layanan, terutama melalui produk ritel dan layanan digital.
Meski demikian, dia menilai tekanan biaya dana akibat suku bunga global yang tinggi tetap menjadi tantangan utama bagi bank jumbo, di mana hal ini akan menekan margin laba dan mendorong kebutuhan strategi efisiensi. Selain itu, persaingan dari fintech yang menawarkan pinjaman mudah dan murah mengancam pangsa pasar ritel.
“Selanjutnya tentu saja regulasi ketat dari BI serta OJK menuntut kepatuhan tinggi yang dapat membatasi ruang gerak bank-bank tersebut,” katanya kepada Bisnis, Rabu (30/10/2024)
Dengan begitu, menurutnya bank jumbo dapat mengoptimalkan pendapatan non-bunga, misalnya dari transaksional, wealth management dan layanan berbasis fee lainnya, untuk memperkuat pendapatan.
Selain itu, digitalisasi operasional dan pengembangan keamanan siber bisa menurunkan biaya serta meningkatkan efisiensi. Bank juga harus melakukan langkah peningkatan human capital untuk memastikan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan digital, sehingga meningkatkan produktivitas dan layanan pelanggan.