Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perlindungan Wajib TPL Mobil dapat Penolakan, Asuransi Astra Tekankan Pentingnya Edukasi

Hasil survei Inventure tentang Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan 61% masyarakat kelas menengah menolak implementasi asuransi wajib TPL kendaraan.
Sejumlah kendaraan yang terlibat tabrakan beruntun di KM 92 Tol Cipularang dievakuasi di Kantor PJR Tol Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024). / ANTARA FOTO-Raisan Al Farisi-rwa.
Sejumlah kendaraan yang terlibat tabrakan beruntun di KM 92 Tol Cipularang dievakuasi di Kantor PJR Tol Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024). / ANTARA FOTO-Raisan Al Farisi-rwa.

Bisnis.com, JAKARTA - Hasil survei perusahaan riset Inventure 2024, tentang Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan sebanyak 61% masyarakat kelas menengah menolak implementasi asuransi wajib Third Party Liability (TPL) kendaraan.

Riset ini dilakukan pada September 2024 terhadap 450 responden yang terdiri dari kelas menengah milenial dan gen Z dengan metode survei face to face interview dan dilakukan di lima kota besar, Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar.

Merespons fenomena tersebut, Head of PR Marcomm dan Event PT Asuransi Astra Buana, Laurentius Iwan Pranoto menekankan pentingnya edukasi dan literasi masyarakat akan pentingnya asuransi. Menurutnya, edukasi ini harus melibatkan semua stakeholder mulai dari regulator, pemerintah, industri asuransi, media hingga masyarakat.

"Edukasi literasi yang sudah baik harus didukung dengan regulasi yang ketat, pastikan industrinya sehat, berfokus pada layanan konsumen agar konsumen masyarakat percaya dan menghapus stigma negatif," kata Iwan, Selasa (31/12/2024).

Dalam hasil riset Inventure, masyarakat kelas menengah yang menolak asuransi wajib TPL mayoritas beralasan karena prouk asuransi ini dirasa menambah beban biaya yang tidak perlu.

Melihat dari prespektif yang ada, Iwan mengakui kondisi daya beli masyarakat yang sedang tertekan memang menjadi penghambat masyarkat berkenan membayar premi asuransi. Namun, kondisi itu tidak menghilangkan fakta bahwa akan ada pengeluaran lebih besar dari masyarakat yang mengalami musibah, yang semestinya itu dapat dilindungi oleh asuransi.

"Bayar premi saja tidak sanggup, tapi kalau nanti sakit, mobil kecelakaan, hilang, atau menabrak dan merugikan orang lain menggantinya pakai uang dari mana? Menjual harta kalau ada? Meminjam kalau dikasih? Paylater? Makin runyam kan," kata Iwan.

Di sisi lain, Iwan menilai solusi dari kondisi tersebut adalah perusahaan asuransi dapat menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terjangkau akses dan harganya, serta memberikan layanan yang baik. Di samping itu, peran perusahaan asuransi untuk melakukan edukasi juga tidak kalah penting.

Dalam menjalankan peran edukasi asuransi, Iwan mengatakan Asuransi Astra banyak melakukan kampanye yang melibatkan masyarakat. Hal itu membuahkan penghargaan AMEC Framework pada AMEC Award 2024 kategori Best First Steps on A Measurement Journey predikat Bronze yang diselenggarakan organisasi AMEC (International Association for the Measurement and Evaluation of Communication).

"AMEC Awards 2024 adalah ajang penghargaan tahunan yang sudah 22 tahun diselenggarakan, bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap program-program komunikasi terbaik dunia yang telah dijalankan oleh seluruh communication professionals atau tim komunikasi dari seluruh perusahaan di dunia," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper