Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Piutang Pembiayaan Diproyeksikan Tumbuh hingga 10% pada 2025

OJK memperkirakan piutang pembiayaan industri multifinance akan tumbuh kisaran 8%—10% pada 2025, meskipun penjualan kendaraan sedang lesu.
Ilustrasi pembiayaan atau leasing kendaraan bermotor. / Dok Freepik
Ilustrasi pembiayaan atau leasing kendaraan bermotor. / Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan piutang pembiayaan multifinance akan tumbuh berkisar 8%—10% secara tahunan (year on year/YoY) pada 2025, meskipun penjualan kendaraan bermotor mengalami penurunan.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan bahwa penurunan penjualan kendaraan bermotor menjadi salah satu faktor utama yang menghambat pertumbuhan industri pembiayaan tidak mencapai double digit pada 2024.

"Dengan mencermati kondisi penjualan kendaraan bermotor yang menurun, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan diproyeksikan masih tumbuh positif sebesar 8%—10% [YoY] pada 2025,” kata Agusman dalam jawaban tertulis pada Selasa (18/2/2025).

Berdasarkan data OJK, per Desember 2024, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan hanya tumbuh sebesar 6,92% (YoY) menjadi Rp503,43 triliun. Penurunan pertumbuhan ini sejalan dengan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), yang mencatat bahwa sepanjang Januari—Desember 2024, penjualan kendaraan bermotor turun 13,93% (YoY) menjadi 865.723 unit dari 1.005.802 unit pada tahun sebelumnya.

Selain penurunan penjualan kendaraan, Agusman juga menyoroti risiko eksternal yang dapat memengaruhi pertumbuhan industri pembiayaan, seperti kondisi geopolitik global yang berpotensi menekan perekonomian.

"Terdapat risiko pertumbuhan perusahaan pembiayaan lebih rendah dari target sebelumnya sebagai dampak atas tantangan eksternal, antara lain kondisi geopolitik yang mempengaruhi perekonomian global," katanya.

OJK juga merinci komposisi piutang pembiayaan per Desember 2024, di mana pembiayaan multiguna masih mendominasi dengan porsi 50,42%. Sementara itu, pembiayaan investasi menyumbang 33,87%, pembiayaan modal kerja 9,91%, pembiayaan lainnya 0,34%, dan pembiayaan berbasis prinsip syariah 5,45%.

Dari sisi risiko, industri pembiayaan tetap dalam kondisi terjaga. Rasio non-performing financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,70% pada Desember 2024, sedikit membaik dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,71%. Sementara itu, NPF net turun menjadi 0,75% dari sebelumnya 0,81% pada November 2024.

Selain itu, gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,31 kali pada Desember 2024, meningkat dari 2,30 kali pada bulan sebelumnya. Namun, angka ini masih jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan OJK, yaitu 10 kali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper