Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengestimasi penyaluran pinjaman online (pinjol) pada momen menjelang Lebaran 2025 tumbuh 10% dibandingkan dengan pembiayaan pada periode Lebaran 2024.
Tahun lalu, outstanding pembiayaan P2P lending mengalami pertumbuhan 24,16% year on year (YoY) menjadi Rp62,74 triliun pada momen Lebaran 2024 yang jatuh pada April 2024.
"Prediksi kami akan ada kenaikan dibandingkan dengan 2024, kemungkinan akan naik di angka 10%," kata Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar kepada Bisnis, Minggu (9/3/2025).
Entjik menjelaskan bahwa berdasarkan musim pembiayaan, permintaan pinjaman umumnya meningkat pada periode sebelum Lebaran, meski industri tidak menggelontorkan stimulus seperti promo.
Meki begitu, Entjik memahami bahwa lonjakan permintaan pinjaman menjelang Lebaran juga dibarengi dengan risiko meningkatnya kredit macet atau TWP90 bagi industri P2P lending.
"Efek negatifnya akan berakibat setelah Lebaran di mana secara otomatis juga pembayaran tunggakan juga meningkat. Untuk menekan naiknya NPL [non-performing loan] kami tetap melakukan pengetatan penilaian kelayakan pinjaman, mesin kami diperketat sehingga diharapkan tapisannya lebih selektif dengan prudent," paparnya.
Baca Juga
Menilik tren yang terjadi pada momen menjelang Lebaran 2024, pembiayaan industri P2P lending mengalami kenaikan 24,16% YoY pada April 2024. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding dengan kenaikan 21,85% YoY pada Maret 2024.
Sementara dari sisi kualitas pinjaman, kredit bermasalah atau TWP90 industri P2P lending meningkat dari periode April ke Mei, yakni dari 2,79% menjadi 2,91%. Selanjutnya TWP90 berangsur-angsur turun.
Potensi meningkatnya kredit macet pada bulan-bulan mendatang setelah Lebaran juga sudah diantisipasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tak cuma P2P lending, OJK juga memproyeksi pinjaman buy now pay later (BNPL) juga tumbuh pada Lebaran 2025, persis seperti yang terjadi pada Lebaran 2024.
Ketika pinjaman P2P lending per April 2024 tumbuh 24,16% YoY, outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan juga meningkat sebesar 31,45% YoY.
“Namun diharapkan peningkatan ini tetap terkendali agar tidak menimbulkan lonjakan NPF [non-performing financing] pada masa mendatang,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman dalam jawaban tertulisnya pada Jumat (7/3/2025).