Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Allo Bank (BBHI) Belum Akan Turunkan Suku Bunga, Ini Alasannya

Allo Bank belum berencana menyesuaikan suku bunga deposito dalam waktu dekat, usai BI mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit dan simpanan guna.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) menyatakan belum memiliki rencana untuk menyesuaikan suku bunga deposito dalam waktu dekat, di tengah dorongan Bank Indonesia agar perbankan menurunkan suku bunga kredit dan simpanan guna memperkuat penyaluran kredit.

Presiden Direktur Allo Bank Indra Utoyo menjelaskan bahwa keputusan ini mempertimbangkan kondisi makroekonomi yang masih menantang, termasuk tekanan likuiditas yang tinggi dan persaingan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang semakin ketat.

“Pada saat ini kami belum memiliki rencana untuk menyesuaikan suku bunga deposito, mengingat tekanan likuiditas yang masih tinggi dan kompetisi DPK yang cukup ketat,” kata Indra kepada Bisnis, Rabu (21/5/2025).

Meski demikian, Allo Bank terus mencatatkan pertumbuhan kredit digital yang signifikan. Pertumbuhan ini, menurut Indra, harus diimbangi dengan pendanaan digital yang sehat agar rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tetap dapat dikelola secara prudent.

“Tantangan kami adalah menjaga keseimbangan antara ekspansi kredit dan pertumbuhan pendanaan, agar kualitas intermediasi dan stabilitas bank tetap terjaga,” jelasnya.

Terkait strategi penetapan suku bunga simpanan, Allo Bank menerapkan pendekatan kompetitif yang menyesuaikan kebutuhan pasar dan nasabah. Penyesuaian ini dilakukan dengan tetap mempertimbangkan Cost of Fund dan menjaga keseimbangan antara aset dan liabilitas (Asset & Liabilities Management).

“Kami terus melakukan antisipasi agar Net Interest Margin [NIM] tetap optimal, sehingga profitabilitas Bank tetap terjaga,” tambah Indra.

Adapun, Bank Indonesia (BI) memandang bahwa suku bunga kredit dan simpanan perbankan perlu diturunkan untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa suku bunga instrumen di pasar uang seperti Sekuritas Rupiah BI (SRBI) dan Surat Berharga Negara (SBN) cenderung menurun usai bank sentral memangkas BI Rate pada Januari lalu. 

“Namun demikian, suku bunga perbankan masih tetap relatif tinggi. Pada April 2025 suku bunga deposito 1 bulan tercatat 4,83%, meningkat dari 4,81% pada awal Januari 2025,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara virtual, Rabu (21/5/2025).

Dia menjelaskan, terdapat kecenderungan sejumlah bank untuk menawarkan suku bunga deposito yang lebih tinggi dari yang dipublikasikan. Perry lantas melanjutkan bahwa suku bunga kredit perbankan juga masih relatif tinggi, yakni sebesar 9,19% pada April 2025. Angka itu disebutnya relatif sama dengan 9,20% pada awal Januari 2025.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper