Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) terus mendorong semakin banyaknya kolaborasi antara perusahaan fintech P2P lending bersama perbankan untuk program channeling pembiayaan.
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar percaya diri kolaborasi dengan fintech P2P lending sangat disukai oleh perbankan karena kelebihan yang ditawarkan.
"Tentunya bank sangat suka bekerja sama dengan pindar [pinjaman daring], di sisi lain bank bisa menyebarkan segmentasi yang menyasar unbanked market atau masyarakat yang belum memenuhi persyaratan bank. Juga profit yang diperoleh saat ini sangat menjanjikan," kata Entjik kepada Bisnis, Minggu (25/5/2025).
Entjik menjabarkan, kelebihan perusahaan fintech P2P lending ketika bekerja sama untuk program channeling bank adalah dapat menyentuh langsung market pelaku usaha kalangan bawah.
"Bank memiliki keterbasan untuk menyasar masyarakat kalangan bawah atau grassroots, sementara pindar memiliki akses tanpa batas atau borderless," tandasnya.
Sebelumnya, Founder & CEO PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan bagaimana strategi Amartha dalam mempertahankan kerja sama dengan lender perbankan adalah dengan transparansi bisnis sehingga lender perbankan bisa mengukur risiko pendanaan mereka dengan akurat.
Baca Juga
Amartha adalah salah satu perusahaan penyelenggara fintech P2P lending yang fokus pada pembiayaan usaha skala mikro dan ultra mikro yang memiliki beberapa mitra perbankan sebagai lender.
"Ada yang BUMN itu seperti Bank BNI, lalu bank swasta seperti OCBC. Ada juga bank digital seperti Hibank dan Superbank," kata Andi.
Baru-baru ini, Amartha menjalin kerja sama dengan Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) yang berkomitmen atas pembiayaan sebesar Rp2 triliun kepada sekitar 400.000 UMKM perempuan.
Andi mengatakan strategi transparansi yang dilakukan Aamartha tersebut membuat mitra-mitra lender seperti ini dapat bertahan lama dan saling menguntungkan.
"Dengan begitu mereka bisa menentukan sendiri appetite mereka. Pendekatan itu yang mungkin platform lain berbeda dengan Amartha," pungkasnya.