Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) akan diwacanakan masuk ke Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Namun rencana ini mendapatkan perhatian khususnya dampak kepada induk perusahaannya yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menyebut bahwa perpindahan BSI akan berpengaruh langsung terhadap laporan kinerja Bank Mandiri.
“Dengan kehilangan BSI, maka aset konsolidasi Mandiri tentu akan turun. Dampaknya signifikan, meskipun bisnis BSI sendiri tetap akan berjalan normal,” kata Trioksa, Senin (9/6/2025).
Menurutnya, Danantara sebagai badan investasi negara memiliki kekuatan modal yang tak kalah dari Mandiri, sehingga secara operasional BSI tidak akan terganggu.
Namun, bagi Bank Mandiri, kehilangan BSI berarti kehilangan kontribusi besar terhadap total aset dan ekosistem layanan syariah yang selama ini menopang portofolionya.
Menurut data Bank Mandiri dalam laporan kuartal pertama 2025, kontribusi aset BSI ke BMRI yakni 69,8% dari total aset Bank Mandiri. Paling besar di segmen perbankan bahkan dari seluruh segmen bisnisnya seperti segmen multi-finance, insurance, securities, ventures capital dan lainnya.
Baca Juga
Bank Mandiri mengantongi kepemilikan dari aset BSI sebesar 51,47%. Adapun aset BSI per kuartal I 2025 sebesar Rp400,88 triliun, tumbuh 12% dari periode yang sama yaitu pada kuartal I 2024 sebesar Rp357,9 triliun.
Jika BSI benar-benar dilepas dari Bank Mandiri, maka aset Bank Mandiri bakal tergerus. Adapun total aset Bank Mandiri secara konsolidasian per 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp2.463,65 triliun. Sementara, aset individu Bank Mandiri sebesar Rp1.919,66 triliun.
Associate Director BUMN Research Group Lembaga Management FEB UI Toto Pranoto menilai bahwa perpindahan BSI ke Danantara akan mendudukkan posisi BSI tidak lagi sebagai anak usaha Bank Mandiri, melainkan sebagai entitas sejajar dalam struktur kepemilikan negara.
Menurutnya, perubahan ini memungkinkan Danantara memperkuat intervensi terhadap pengembangan bank syariah secara lebih langsung, tanpa melalui struktur dua lapis seperti saat ini.
"BSI akan didudukkan bukan lagi sebagai anaknya Mandiri, tapi dalam posisi sejajar. Ini memberi ruang agar pengembangan ekosistem syariah bisa lebih terintegrasi, termasuk menjadi hub industri halal dan sektor syariah lainnya," ujar Toto.
Dia mengatakan dampak pertama yang terlihat adalah pada neraca konsolidasi Bank Mandiri jika rencana itu terealisasi. Meski lepas dari induk sebelumnya, peluang BSI justru dinilai makin terbuka. Dengan masuknya ke Danantara, BSI berpotensi mendapatkan posisi lebih strategis sebagai lokomotif keuangan syariah nasional.
Toto melihat bahwa intervensi Danantara bisa lebih langsung, menjadikan BSI sebagai pusat pengembangan industri keuangan dan ekonomi syariah, tanpa harus melewati lapisan manajerial Bank Mandiri.