Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan program 80.000 Koperasi Desa Merah Putih pada hari ini, Senin (21/7/2025).
Program ini disebut sebagai bagian dari visi ekonomi kerakyatan dan penguatan struktur ekonomi desa. Dalam skema ini, koperasi akan menggarap potensi ekonomi desa, sementara itu pemerintah akan memberi dukungan melalui pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan pinjaman maksimal Rp3 miliar melalui bank BUMN.
Di tengah aksi itu, saham-saham bank Himpunan Milik Negara atau Himbara justru mengalami tekanan.
Data perdagangan siang ini, (21/7/2025) hingga pukul 12.00 WIB menunjukkan bahwa saham-saham perbankan pelat merah kompak melemah pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini.
Merujuk data RTI, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) merosot 1,05% atau 50 poin ke level Rp4.690 per saham. Lalu saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) tergelincir 0,52% atau 20 poin ke level Rp3.840 per saham.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) melemah 0,49% atau 20 poin ke level Rp4.100 per saham. Sementara saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) terkoreksi 0,71% atau 20 poin ke Rp2.780 per saham.
Baca Juga
Program Koperasi Desa Merah Putih digadang-gadang menjadi tulang punggung sistem distribusi pembiayaan dan kebutuhan pokok di tingkat desa, termasuk akses pembiayaan ultra mikro.
Kendati demikian, Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan menilai bahwa program Kopdes Merah Putih bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi bank-bank BUMN.
“Kopdes Merah Putih merupakan program nasional, harapannya pengelolaan koperasi ini dapat dilakukan secara profesional dan menerapkan tata kelola yang baik sehingga dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” ujarnya kepada Bisnis.
Menurutnya, jika pengelolaan koperasi dilakukan dengan benar, maka hal tersebut justru akan memberikan dampak positif bagi bank yang ikut mendukung kegiatan Kopdes tersebut.
Meski demikian, Trioksa mengingatkan bahwa dari sisi likuiditas, bank-bank BUMN tetap perlu melakukan kajian secara cermat agar dukungan pembiayaan terhadap Kopdes tidak mengganggu kondisi internal bank.
“Untuk likuiditas perlu dikaji kembali oleh bank-bank BUMN sehingga dukungan terhadap Kopdes ini juga memperhatikan kondisi likuiditas bank,” ucap Trioksa.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa total sebanyak 80.081 Koperasi Desa (Kopdes)/Kelurahan Merah Putih telah terbentuk dan berbadan hukum per 21 Juli 2025.
“Alhamdulilah hari ini secara hukum sudah terbentuk 80.081 Kopdes Merah Putih,” ungkap Zulhas dalam laporannya, mengutip Youtube Kemenko Pangan, Senin (21/7/2025).
Menurut Zulhas, peluncuran kelembagaan ini menjadi tonggak awal dalam gerakan baru koperasi Indonesia yang modern, efektif, dan digital.
Dia menuturkan, kehadiran Kopdes/Kel Merah Putih tidak hanya menjadi wadah produksi dan distribusi, tapi juga untuk memotong rantai pasok, memberantas tengkulak dan rentenir, hingga pemberdayaan petani, nelayan dan pelaku ekonomi desa dengan prinsip gotong royong dan kekeluargaan.
Lebih lanjut, Zulhas menyebut bahwa Kopdes/Kel Merah Putih sekurang-kurangnya dapat menjalankan gerai sembako untuk memotong mata rantai yang panjang, apotek desa/kelurahan, dan kantor koperasi.
Lalu, unit simpan pinjam, klinik desa/kelurahan, cold storage, logistik, serta usaha lain sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat desa.