Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BCA Syariah menargetkan seluruh nasabah telah bermigrasi ke aplikasi mobile banking BSya, pada Oktober 2025. Seiring dengan itu, perusahaan menyiapkan penutupan bertahap aplikasi lama yang masih digunakan sebagian nasabah.
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan langkah ini menjadi bagian dari strategi perseroan dalam memperkuat fondasi digital, serta mendorong pertumbuhan jumlah nasabah secara agresif.
“Kalau pengguna BSya itu, mungkin sekarang baru 40.000-an ya. Masih ada juga yang pakai aplikasi mobile banking yang lama. Nah, kita targetkan Oktober itu sudah migrasi semua,” ujarnya ketika ditemui, Rabu (6/9/2025).
Menurut Yuli, mempertahankan dua sistem aplikasi sekaligus membuat operasional menjadi tidak efisien. Apalagi, aplikasi lama sudah mulai tertinggal dari sisi fitur dan pengalaman pengguna.
“Di mobile banking yang lama, misalnya, enggak ada top-up Flazz. Terus kita lihat di IG ada yang nulis, ‘Ini gimana sih mobile banking BCA Syariah kok belum bisa top-up Flazz?’ Nah, di BSya sudah bisa," ujarnya
Dia memastikan bahwa penutupan aplikasi lama akan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan kesiapan nasabah. Tidak seperti induknya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yang tetap mempertahankan dua aplikasi karena skala dan jumlah nasabahnya sudah jauh lebih besar, BCA Syariah memilih untuk merapikan sistem sejak awal.
Baca Juga
“Kalau BCA induk bisa maintain dua [aplikasi] karena user-nya sudah besar. Kalau BCA Syariah masih manageable untuk ditutup,” imbuhnya.
Melalui BSya, BCA Syariah berharap bisa menarik lebih banyak nasabah baru dan memperluas adopsi layanan digital sebagai fondasi untuk ekspansi produk keuangan lainnya ke depan.