Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank DBS Indonesia (DBSI) berupaya menggenjot pendapatan non bunga utamanya dari sektor fee based income (FBI) di 2016.
Vice President Director DBSI Peter Suwardi mengatakan kedepan pihaknya menargetkan porsi yang seimbang antara pendapatan bunga dan non bunga. Selama ini pendapatan bunga (net interest income/NII) memang merupakan sumber pendapatan utama dengan porsi sekitar 75%. Namun
"Kami targetkan paling tidak dalam 3 tahun kedepan fee based income dan net interest income sudah seimbang. Porsinya 50:50," ujarnya di Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Untuk mengejar target tersebut pihaknya memaksimalkan pemasukan dari bisnis treasury, hedging dan bancassurance.
Pada laporan kuartal I/2016 DBSI, pendapatan bunga bersih tumbuh 13,93% secara year on year (y-o-y) dari Rp529,49 miliar pada Maret 2015 menjadi Rp603,26 miliar di Maret 2016.
Sementara pendapatan operasional selain bunga bersih tumbuh 12,8% dari Rp333,34 miliar menjadi Rp376,11 miliar (y-o-y).
Secara komposisi pendapatan berdasarkan segmen bisnis, korporasi besar dan Small and Medium Enterprise (SME) masih mendominasi sebesar 80% berbanding segmen ritel sebesar 20%. Khusus perbandingan korporasi besar dan SME, perbandingan sumbangan pendapatan sebesar 70% berbanding 30%.
Untuk sektor penyaluran kredit, tahun ini DBSI masih fokus di sektor plantation, otomotif, chemical dan infrastruktur. Tapi Peter mengatakan tidak menutup kemungkinan pihaknya akan masuk di sektor lain yang dinilai cukup prospektif seperti telekomunikasi dan transportasi.
Kredit bermasalah (non performing loan/NPL) DBSI mengalami kenaikan tipis di kuartal I tahun ini. Per Maret 2015 NPL DBSI tercatat 1,95% (nett), naik 0,07% menjadi 2,09% (nett) pada Maret 2016.