Bisnis.com, JAKARTA--Mudik lebaran bisa membawa berkah untuk berbagai industri, tak terkecuali industri asuransi. Pasalnya, tren penggunaan moda transportasi baik dari darat, laut, maupun udara dapat meningkat tajam.
Tentunya, proteksi untuk penumpang selama perjalanan pun dinilai penting.
Melalui momen tersebut, beberapa pelaku industri asuransi optimistis dapat memanen kontribusi pendapatan premi lebih tinggi dari kondisi normal. Paling tidak, momen mudik lebaran mengatrol lini asuransi perjalanan.
PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) salah satunya. Adira Insurance memiliki produk andalan asuransi perjalanan bernama Travellin.
Bussines Development Division Head PT Adira Insurance Tanny Megah Lestari mengatakan produk asuransi perjalanan akan terdorong pada momentum liburan atau mudik.
“Peningkatan penjualan untuk asuransi perjalanan biasanya sekitar 40%-50% jika dibandingkan dengan bulan biasanya,” kata Tanny kepada Bisnis belum lama ini.
Baca Juga
Dia mengatakan portofolio kontribusi terhadap premi perusahaan di bawah 25%, sedangkan kontributor terbesar masih dipegang oleh asuransi kendaraan bermotor sebesar 50%-60%.
Untuk menggenjot asuransi perjalanan Adira, strategi yang dilakukan perseroan adalah menyasar masyarakat yang melek digital. Pasalnya akses informasi untuk liburan dan juga pemesanan tiket banyak disajikan melalui kanal online.
“ Namun kami juga tetap menyasar agen-agen travel,” tambahnya.
Dia mengatakan, travel agen yang sudah bekerjasama dengan Adira Insurance sejumlah 100 agen lebih.
Guna mengoptimalisasi, pihaknya menargetkan dapat menambah mitra kerja, seperti agen travel sebanyak 60%-70%.
Hal yang sama juga dirasakan PT Asuransi Simas Net .
Presiden Direktur PT Asuransi Simas Net Teguh Aria Djana menuturkan, asuransi kendaraan dan asuransi perjalanan menjadi kontributor utama pendapatan premi perusahaan.
Dia pun optimistis pendapatan premi dapat terdongkrak dengan adanya momen mudik.
“Biasanya kalau ada libur panjang satu bulan sebelumnya pasti volume bisa naik, kontribusinya hampir bisa naik hingga 50%,” kata Teguh.
Dia merinci kontribusi pendapatan premi dari lini kendaraan bermotor masih mendominasi sebesar 70%, dari lini asuransi perjalanan 20%, sedangkan sisanya untuk asuransi rumah, dan asuransi kesehatan.
Kendati demikian, pihaknya meyakini kontribusi dari lini asuransi perjalanan akan bertambah seiring liburan panjang atau mudik.
Dia pun optimistis dapat meningkatkan pertumbuhan premi hingga dua kali lipat dibandingkan perolehan premi 2016.
Tahun lalu, pihaknya membukukan premi sebesar Rp25 miliar. Tahun ini pihaknya menargetkan dapat mencapai Rp40 miliar.
Adapun untuk realisasi pada triwulan pertama, Teguh mengatakan perseroan telah mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp12 miliar.
Premi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar Rp10 miliar.
Selanjutnya, pihaknya optimistis pendapatan premi triwulan kedua meningkat terdorong pendapatan premi dari asuransi perjalanan.
“Dalam lima tahun ke depan kami menargetkan dapat mencatatkan pendapatan premi hingga Rp100 miliar,” katanya.
Guna mencapai target premi tersebut, pihaknya memperkirakan channel affinity masih menjadi pengumpul utama premi perusahaan selain melalui penjualan secara langsung.
Menurutnya, bisnis partnership merupakan model strategi yang dapat diandalkan untuk memperluas penetrasi market.
Saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan industri travel, industri tiketing, hotel, multifinance, juga e-commerce yang menjadi mitra bundling produk Asuransi Simas Net.
“Kami sudah mendapat partner sebanyak 20 mitra, sampai dengan akhir tahun kami menargetkan dapat mencapai 50 mitra kerja,” ujarnya.