Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mega dan OCBC NISP Belum Berencana Tambah Utang Luar Negeri

Menurut Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk. Parwati Surjaudaja, rencana kredit bilateral belum dimiliki sebab likuiditas perusahaan masih terjaga.
Nasabah melakukan transaksi di ATM Bank OCBC NISP, di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Nasabah melakukan transaksi di ATM Bank OCBC NISP, di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank OCBC NISP Tbk. belum berencana menghimpun dana melalui skema pembiayaan bilateral hingga akhir tahun ini.

Menurut Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk. Parwati Surjaudaja, rencana kredit bilateral belum dimiliki sebab likuiditas perusahaan masih terjaga. Sebagai catatan, indikator yang dijadikan acuan untuk melihat likuiditas OCBC NISP oleh Parwati adalah loan to deposit ratio (LDR) yang berada di bawah 90 persen.

“Tahun ini kami belum ada realisasi bilateral loan, namun kami akan tetap mencermati kondisi pasar untuk melihat peluang dan kebutuhan,” ujar Parwati kepada Bisnis, Senin (16/9/2019).

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, hingga akhir semester I/2019 OCBC NISP memiliki pinjaman subordinasi sebesar Rp141,27 miliar. Pinjaman ini dialirkan induk usaha OCBC NISP di Singapura.

Kebijakan sama juga dimiliki PT Bank Mega Tbk. Menurut Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib, perusahaannya belum berencana melakukan pinjaman bilateral hingga akhir tahun.

Dia menyebut hingga Agustus 2019 likuiditas Bank Mega masih terjaga. Hal ini terlihat dari rasio LDR yang masih sekitar 68 persen hingga Agustus 2019.

Meski rasio LDR Bank Mega masih rendah, namun pertumbuhan kredit yang disalurkan bank ini tumbuh cukup kencang. Hingga akhir semester I/2019 pembiayaan yang disalurkan Bank Mega mencapai 19,7 persen secara year-on-year (yoy).

“Likuiditas Bank Mega masih sangat baik sehingga tidak memerlukan pinjaman luar negeri,” ujarnya.

Bank Mega dan OCBC NISP merupakan beberapa bank yang memilih tidak berhutang ke luar negeri di tengah tren kenaikan nilai pinjaman dari luar negeri oleh bank per Juli 2019.

Berdasarkan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia yang dirilis Bank Indonesia (BI), hingga akhir Juli 2019 pinjaman luar negeri yang dilakukan lembaga keuangan tumbuh 11,75 persen secara year-on-year (yoy) menjadi US$47,17 miliar. Kenaikan ini lebih tinggi dibanding peningkatan pada Juli 2018, dimana saat itu utang luar negeri lembaga keuangan tumbuh 5,73 persen secara yoy.

Peningkatan jumlah utang luar negeri ini melanjutkan tren yang telah terjadi sejak awal semester II tahun lalu. Sebelumnya, jumlah pinjaman luar negeri lembaga keuangan sempat mengalami penurunan masing-masing 0,69 persen dan 8,32 persen pada awal semester II/2017 dan 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lalu Rahadian
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper