Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi IT: Bank Permata Pertimbangkan Dampak Positif ke Nasabah

Setiap langkah pengembangan Bank Permata harus melewati tahap perhitungan yang matang agar memberi manfaat operasional yang maksimal.
Petugas Bank Indonesia (BI) Tegal mempraktekkan cara melakukan pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik dan mobile banking saat peluncuran dan implementasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk desa wisata di Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Petugas Bank Indonesia (BI) Tegal mempraktekkan cara melakukan pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik dan mobile banking saat peluncuran dan implementasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk desa wisata di Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. bakal mempertimbangkan terlebih dahulu untuk berinvestasi standar nasional kode respons cepat atau Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) metode consumer-presented mode.

Direktur Bank Permata Abdy Dharma Salimin menyatakan perseroan memiliki alokasi anggaran yang cukup untuk melakukan pengembangan teknologi tahun ini.

Namun, setiap langkah pengembangan harus melewati tahap perhitungan yang matang agar memberi manfaat operasional yang maksimal.

"Kesempatan dalam metode baru tentu ada bagi setiap bank. Namun, kami juga perlu mempertimbangkan dampak positif bagi nasabah kami juga," katanya, Selasa (3/3/2020).

Abdy mengatakan implementasi QRIS saat ini sudah cukup baik untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memperkenalkan produk-produk Bank Permata ke nasabah baru.

Perseroan juga mampu bekerja sama dengan banyak pihak ketiga untuk, termasuk tekfin dan e-commerce, dalam pengembangan aplikasi Mobile X.

Sebelumnya diberitakan, pada tahun ini metode consumer-presented mode pada pengaplikasian standar nasional kode respons cepat atau QRIS bakal dirilis.

Dalam sistem consumer-presented mode, konsumerlah yang akan menampilkan QR Code pembayaran untuk dipindai oleh penjual ketika melakukan transaksi pembayaran.

Saat ini, metode QRIS yang masih berlaku adalah Merchant Presented Mode (MPM). Bank Indonesia mencatat ada 2,6 juta dari 65 juta micro merchant atau UMKM di seluruh provinsi yang sudah mengadopsi QRIS hingga akhir Januari 2020.

Ketua Komite VII Pengelola Standar Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia Santoso Liem mengatakan consumer presented mode akan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia daripada merchant presented mode. Pasalnya, tidak semua masyarakat Indonesia memiliki smartphone untuk melakukan pemindaian pada QR code yang disediakan oleh merchant.

Consumer presented mode akan membuat setiap masyarakat, bahkan yang tidak memiliki smartphone, mempunyai QR code. Dari QR code tersebut, setiap transaksi yang dilakukan konsumen, penjual tinggal melakukan pemindaian.

Santoso yang juga menjabat sebagai Direktur Bank BCA mengatakan metode consumer presented mode saat ini sedang memasuki tahap pilot project antara industri dan regulator. Dalam waktu dekat, pilot project juga akan dilakukan secara sistem. Rencananya, pada tahun ini, Bank Indonesia akan memberikan pengumuman langsung mengenai rencana tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper