Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Arus Kas Saat Angsuran Berkurang, Ini Jurus BCA Finance dan Mandiri Utama Finance

Perusahaan pembiayaan melakukan kontrol yang ketat dalam pemberian keringanan kredit untuk menjaga agar arus kas tidak sampai terganggu saat angsuran berkurang.
Multifinance/Istimewa
Multifinance/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pembiayaan melakukan kontrol yang ketat dalam pemberian keringanan kredit untuk menjaga agar arus kas tidak sampai terganggu saat angsuran berkurang.

Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim menjelaskan bahwa terdapat potensi penurunan pembiayaan baru dalam kondisi saat ini, seiring melambatnya perekonomian masyarakat sebagai dampak pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, salah satu kunci untuk mempertahankan kinerja adalah dengan menjaga kualitas angsuran eksisting sehingga tidak mengganggu arus kas.

"Untuk menjaga angsuran yang masuk harus menjaga kualitas kredit, karena kalau menunggak kan tidak ada angsuran yang masuk. Jadi kuncinya adalah harus menjaga non performing financing [NPF]," ujar Roni kepada Bisnis, Selasa (28/4/2020).

Roni menjelaskan bahwa pembiayaan di perusahaannya sebagian besar dilakukan dengan skema joint financing bersama PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) sehingga tidak terdapat masalah likuiditas meskipun menerapkan relaksasi kredit. BCA Finance pun tetap memperoleh angsuran setiap bulan sehingga arus kas masih terjaga.

"Kami mempunyai plafon pinjaman sebesar Rp2 triliun dan outstanding hampir tidak ada, sehingga bisa menjadi cadangan buat kami," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Presiden Direktur PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja menyatakan bahwa kebijakan restrukturisasi memang akan membuat arus kas perusahaan pembiayaan terganggu. Hal tersebut membuat kesediaan fasilitas pendanaan menjadi krusial.

Hal tersebut menjadi tantangan seiring terjadinya penurunan kinerja industri otomotif, baik roda dua maupun roda empat, yang memengaruhi kinerja pembiayaan.

Menurut Stanley, dalam kondisi saat ini pihaknya melakukan penjagaan dan kontrol ketat terhadap kebijakan relaksasi, sembari melakukan komunikasi intens dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. selaku induk usaha MUF.

"Untuk masalah likuiditas sejauh ini kami masih dalam kondisi yang cukup sehat, dan untuk mengantisipasinya kami berdiskusi dengan Bank Mandiri untuk meng-update kondisi likuiditas MUF dari waktu ke waktu," ujar Stanley.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper