Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bosowa Corporindo menjelaskan asal usul dana perseroan dalam mengikuti Penawaran Umum Terbatas (PUT) V Bank Bukopin.
Dalam PUT V Bank Bukopin, Bosowa telah menempatkan dana di escrow account senilai Rp243 miliar. Bosowa pun melaksanakan pembelian 1,09 miliar HMETD pada PUT V tersebut.
Dengan harga Rp180 per lembar saham, dana yang dikeluarkan Bosowa untuk mengikuti PUT V adalah senilai Rp196 miliar, sehingga porsi kepemilikan sahamnya menjadi 23,40 persen.
Direktur Keuangan Bosowa Corporindo Evyana Mukti mengatakan pihaknya telah menerima undangan klarifikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjelaskan sumber dana perseroan dalam mengikuti PUT V Bukopin.
Namun, undangan tersebut berdekatan dengan jadwal pertemuan Bosowa dengan KB Kookmin sehingga pihaknya baru bisa membalas surat tersebut dengan meminta kelonggaran waktu.
Hanya saja dengan balasan tersebut, dia menyebutkan, OJK merespons dengan berasumsi bahwa sumber dana Bosowa berasal dari pinjaman. Padahal, Evy menilai pihaknya sudah menjelaskan bahwa sumber dana perseroan dalam mengikuti PUT adalah berasal dari penjualan saham di perusahaan lain, penjualan aset, dana operasional, dan dari anak usaha.
"Kami jelaskan lagi sumber dana dari penjualan saham, dana operasional, dan anak usaha yang mampu. Ini kami jawab tertulis ke OJK," katanya saat berkunjung ke kantor Bisnis, Senin (31/8/2020).
Menurutnya, Bosowa memang sudah berkomitmen untuk mengambil hak dalam PUT V, meskipun tidak menjadi stand by buyer. Hanya saja, tanggal efektif PUT V tidak kunjung terbit setelah rapat umum pemegang saham (RUPS) diadakan pada Oktober 2018. Baru pada Mei 2020, tanggal efektif PUT V Bank Bukopin dikeluarkan setelah terjadi tarik ulur harga.
Bosowa, lanjutnya, sanggup mengikuti PUT V dengan harga Rp300 per lembar. Namun, harga yang tarik ulur membuat ketidakpastian bagi Bosowa yang pada saat itu harus segera menyetorkan dana.
"Akhirnya kami tempatkan dana kami yang masuk escrow account Rp243 miliar, begitu harga Rp180 per lembar. Jadi, Rp196 miliar yang terpakai, Rp290 miliar pun kami siap," katanya.
Adapun, PUT V merupakan aksi korporasi yang dilakukan Bank Bukopin untuk meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) ke level 14 persen.
Dana yang diperoleh juga digunakan Bank Bukopin untuk pengembangan bisnis hingga 2022 yang berfokus pada segmen UMKM. Perseroan berencana menggunakan dana PUT sebesar 40 persen untuk pengembangan bisnis segmen konsumer dan 60 persen untuk pengembangan bisnis segmen UMKM.
Pasca selesainya proses PUT V melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), KB Kookmin Bank resmi menjadi pemegang saham terbesar Bank Bukopin.
KB Kookmin Bank menyerap sekitar 2,97 miliar lembar saham baru selama masa perdagangan dan pemesanan tambahan HMETD. Sementara itu, Bosowa Corporindo, yang juga melaksanakan porsi HMETD-nya, menyerap 1,09 miliar lembar saham.
Partisipasi pemegang saham ritel (masyarakat) dalam PUT V ini juga cukup besar. Dengan selesainya PUT V ini Bank Bukopin mendapat tambahan modal baru senilai Rp838 miliar.
Dengan berakhirnya transaksi perdagangan pada PUT V, komposisi urutan Pemegang Saham di Bank Bukopin menjadi KB Kookmin Bank dengan porsi kepemilikan 33,90 persen disusul Bosowa sebesar 23,40 persen, Negara Republik Indonesia pada 6,37 persen, dan pemegang saham publik dengan kepemilikan di bawah 5 persen mencapai 36,33 persen.