Bisnis.com, JAKARTA – Platform dompet digital, Gopay menilai peluang pasar di Tanah Air makin menjanjikan. Pasalnya, masyarakat mulai meyakini transaksi digital juga mulai dilakoni oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Managing Director GoPay, Budi Gandasoebrata mengatakan bahwa sejak awal masa pandemi Covid-19 hingga memasuki adaptasi kebiasaan baru, sejumlah layanan Gojek mengalami peningkatan permintaan, salah satunya fitur Gopay.
“Merujuk kepada hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LDUI), 76 persen responden UMKM GoPay mengaku beradaptasi dan mendapatkan keterampilan baru dan 74 persen responden UMKM mengalami peningkatan volume transaksi dan pelanggan baru sejak menggunakan GoPay,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (5/9/2020).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pengguna juga menggunakan pembayaran digital untuk berinvestasi; di mana transaksi menggunakan GoPay untuk investasi reksadana naik dua kali lipat.
Adapun untuk kebutuhan gim daring penggunaan GoPay untuk pembelian kupon games naik tiga kali lipat. Sementara itu, transaksi GoPay di layanan GoMed (bermitra dengan Halodoc) meningkat dua kali lipat sejalan dengan upaya masyarakat untuk mengedepankan aspek kesehatan, salah satunya melalui layanan telemedis.
Selain itu, donasi menggunakan GoPay tidak menghentikan masyarakat untuk saling membantu. Total donasi yang disalurkan menggunakan GoPay mencapai Rp45 miliar pada periode Maret-Mei 2020 atau naik dua kali lipat dibandingkan periode sebelum pandemi Covid-19.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa apresiasi ke mitra driver melalui tip di akhir layanan mencapai Rp77,6 miliar pada periode yang sama atau naik dua kali lipat selama pandemi Covid-19.