Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Tbk. optimistis bakal mendapatkan nilai tambah untuk bisnisnya setelah masuknya Grup Salim ke dalam perseroan.
Diketahui, Grup Salim melalui PT Indolife Pensiontama menjadi pemegang saham terbesar kedua di Bank Mega (MEGA) setelah memborong saham bank milik Chairul Tanjung tersebut di penghujung tahun lalu. Dalam laporan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada 7 Januari 2021, Indolife menggenggam 422.807.744 lembar saham MEGA setelah transaksi atau 6,07%.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan tidak ada perubahan rencana bisnis perusahaan seiring dengan masuknya Grup Salim ke dalam perseroan. Bank Mega juga belum memiliki rencana untuk menyasar sektor baru maupun menjadi bank digital setelah masuknya investor baru.
"Belum ada rencana kesana [diarahkan ke sektor baru dan bank digital]," terangnya, Kamis (7/1/2021) malam.
Lebih lanjut, Kostaman belum dapat menyampaikan target pertumbuhan kinerja kredit, DPK, dan laba perseroan pada tahun ini. Dia mengatakan rencana bisnis bank (RBB) Bank Mega 2021 setelah penyajian laporan keuangan posisi akhir 2020 dan hasil meeting RBB bersama dengan OJK.
Meski demikian, dia meyakini masuknya Grup Salim akan memberikan nilai tambah bagi bisnis Bank Mega ke depan.
Baca Juga
"Semoga bisa menambah added value untuk bisnis Bank Mega ke depan," imbuhnya.
Sampai dengan kuartal III/2020, laba bersih perseroan tumbuh 27,8% yoy menjadi Rp1,8 triliun. Pertumbuhan laba Bank Mega dikontribusikan oleh meningkatnya Net Interest Income (NII) 8,3% yoy menjadi Rp2,97 triliun.
Kenaikan laba juga disumbang dari meningkatnya Fee Based Income sebesar 3,1% yoy menjadi Rp1,64 triliun. Di sisi lain, biaya operasional menurun yang menyebabkan rasio BOPO turun menjadi 71,0%, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 74,8%.
Sedangkan dari kredit yang disalurkan mencapai Rp50,5 triliun atau meningkat 4,7% yoy. Kredit korporasi memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan kredit yakni sebesar Rp25,9 triliun atau tumbuh 33,1% yoy.
Komposisi kredit Bank Mega terutama didominasi oleh 3 segmen kredit yaitu Kredit Korporasi (51%), Joint Finance (25%) dan Credit Card (13%). Profil dan kualitas kredit terjaga dengan baik tercermin dari rendahnya rasio NPL(net) pada akhir September 2020 sebesar 1,03% atau turun dari 1,15% pada September 2019.
Senior Faculty LPPI Moch Amin Nurdin sepakat bahwa akan banyak nilai tambah yang diperoleh Bank Mega setelah masuknya Grup Salim ke dalam perseroan. Menurutnya, Bank Mega dapat melakukan ekspansi bisnis ke jaringan bisnis Grup Salim.
Di samping itu, Bank Mega akan mendapatkan kepercayaan lebih dari investor sebagai bank publik. Dengan nama besar CT Corp dan Grup Salim, maka Bank Mega akan dapat dengan cepat menyesuaikan posisi di pasar dengan lebih baik.
"Bank Mega akan dapat meningkatkan pangsa pasar ke segmen pasar yang mungkin selama ini belum dijajaki dengan masuknya Grup Salim," katanya.