Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ridha Wirakusumah Dinilai Tepat Jadi CEO SWF, Ini Sederet Alasannya

Direktur Utama LPPI Mirza Adityaswara menyebutkan Ridha merupakan figur yang tepat menjadi CEO di INA. INA sebagai sovereign wealth fund memerlukan figur direksi yang mempunyai pengalaman tentang dunia kredit sekaligus dunia investasi serta mempunyai jaringan investor global.
Ketua Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah - Sekretariat Presiden RI
Ketua Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah - Sekretariat Presiden RI

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menilai penunjukan bankir senior Ridha Wirakusumah menjadi CEO Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia atau dikenal dengan Indonesia Investment Authority (INA) sudah sangat tepat.

Direktur Utama LPPI Mirza Adityaswara menyebutkan Ridha merupakan figur yang tepat menjadi CEO di INA. INA sebagai sovereign wealth fund memerlukan figur direksi yang mempunyai pengalaman tentang dunia kredit sekaligus dunia investasi serta mempunyai jaringan investor global.

Pengetahuan dan pengalaman mengelola risiko kredit, risiko pasar dan risiko hukum juga penting sekali untuk membuat lembaga ini sukses di tahun-tahun pertama operasionalnya.

"Pak Ridha cocok di posisi tersebut karena sudah pernah menjadi direktur utama di Maybank dan Bank Permata. Dia juga sudah pernah bekerja di perusahaan global seperti Citigroup, GE Capital, serta berpengalaman di dunia investasi internasional yaitu di KKR," katanya kepada Bisnis, Selasa (16/2/2021).

Di samping itu, Mirza pun berpendapat Arif Budiman yang ditunjuk sebagai Deputy CEO sudah berpengalaman di dunia BUMN dan birokrasi seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Danareksa.

"Figur ini juga memiliki pengalaman sebagai konsultan yang mumpuni karena lama bertugas di konsultan internasional di McKinsey," sebutnya.

Adapun, Ridha adalah jebolan Bachelor dan MBA dari Ohio University. Dia menyabet gelar doktor dari City University of Hong Kong.
Nama Ridha mulai mencuat saat ditunjuk menjadi dirut PT Bank Internasional Indonesia Tbk. pada 2009-2011.

Dia diberi mandat oleh Maybank Group asal Malaysia setelah mengakuisisi BII dari tangan Temasek Group. Rencana akuisisi BII sendiri sempat maju mundur. Maybank semula tidak direstui oleh otoritas Malaysia setelah mengetahui kondisi keuangan bank berkode saham BNII tersebut.

Kemudian, akuisisi berlanjut setelah ada nego ulang harga BII. Ridha kemudian minta untuk bersih-bersih aset bermasalah selepas dibeli dari Temasek Group. Salah satu yang dilakukan Ridha dengan melepas sejumlah aset bermasalah dan divestasi WOM Finance milik bank yang kini bernama PT Maybank Indonesia Tbk tersebut.

Selepas dari Maybank Indonesia, Ridha berkarir di KKR & Co. Inc pada 2011-2014. kemudian dia kembali diminta menjadi bankir dengan menjabat kursi dirut PT Bank Permata Tbk. sejak 2016 hingga akhirnya terpilih menjadi direksi SWF Indonesia.

Ridha ditunjuk menjadi direksi Bank Permata oleh pemiliknya, Astra Internasional dan Standard Chartered Bank. Kemudian, pada tahun lalu bank berkode saham BNLI diakuisisi oleh Bangkok Bank Pcl. Ridha masih dipercaya menjadi direktur utama hingga ditunjuk menjadi bos SWF Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper