Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. berkomitmen merampungkan proses aksi korporasi dalam rangka revitalisasi dan penguatan struktur permodalan perseroan.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana mengatakan pionir bank syariah Tanah Air ini akan mendapatkan suntikan modal yang akan menjadikan posisi Bank Muamalat semakin kuat. Proses tersebut diharapkan dapat segera rampung dalam waktu dekat.
"Saat ini kami dalam proses aksi korporasi dan insya Allah bisa segera rampung. Kami mohon doa dan dukungan dari para stakeholder agar niat baik ini dapat berjalan dengan lancar, " ujarnya dalam siaran pers, Sabtu malam (13/3/2021).
Dia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan, perhatian dan kepercayaan dari seluruh pihak baik dari pemerintah, regulator hingga nasabah selama proses aksi korporasi ini berlangsung.
Permana menambahkan fundamental bisnis Bank Muamalat masih sangat baik dan memiliki nasabah yang sangat loyal dengan tingkat engagement yang tinggi.
Sebagai informasi, awal tahun ini Bank Muamalat dinobatkan sebagai bank peringkat pertama dalam Satisfaction, Loyalty & Engagement Awards.
Terkait dengan rencana penguatan permodalan, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebelumnya menyatakan akan memberikan suntikan dana segar kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. senilai total Rp3 triliun pada medio Januari 2021.
Anggota Badan Pelaksana BPKH Iskandar Zulkarnain mengatakan rencana investasi di Bank Muamalat sesuai dengan Rencana Investasi Tahunan (RIT) yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) di 2020 yang sudah disahkan DPR.
BPKH akan menanamkan investasi di Bank Muamalat dalam bentuk peningkatan saham sebesar Rp1 triliun dan sukuk subordinasi sebesar Rp2 triliun. Lebih lanjut, jumlah persentase saham setelah penyuntikan modal masih dihitung.
"Kajian dari lembaga eksternal sudah ada. Sekarang proses internal di kami. Tentu prosesnya setelah dengan dewan pengawas, akan kami laksanakan sesuai dengan perencanaan di RIT dan RKAT," katanya dalam media briefing BPKH 2021, Rabu (13/1/2021).
BPKH mencatat saldo dana haji pada 2020 sebesar Rp143,1 triliun atau naik 15 secara yoy. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp99,53 triliun atau 69,6 persen ditempatkan dalam produk investasi, sedangkan Rp43,53 triliun atau 30,4 persen ditempatkan di bank umum syariah atau unit usaha syariah.