Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) percaya diri tetap mampu meraih kinerja positif di era lonjakan Covid-19 lewat strategi andalannya, yakni pendekatan dan pembinaan peminjam (borrower) secara offline.
Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, menjelaskan bahwa kolaborasi sistem online-offline dalam menjangkau borrower yang disapa 'Mitra Amartha' ini merupakan salah satu kelebihan platform besutannya dibandingkan platform P2P klaster produktif lain.
"Kami dijembatani Tim Lapangan yang berada di pedesaan Indonesia, dan ini menjadi salah satu kekuatan Amartha untuk dapat memberikan pendampingan dan memastikan usaha Mitra berjalan lancar," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (8/7/2021).
Aria menjelaskan Tim Lapangan terbukti memiliki peran besar dalam keberhasilan Amartha mempertahankan portofolio baik pada gelombang pertama penyebaran Covid-19, di samping beberapa strategi lain seperti memperbarui sistem credit scoring dan memperketat monitoring, operasional, risiko, dan audit.
Oleh sebab itu, di era lonjakan Covid-19 gelombang kedua dan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), platform yang berfokus pada segmen borrower UMKM wanita pedesaan ini akan melanjutkan strategi seperti pada periode 2020, ditambah beberapa upaya ekstra.
Antara lain, menerapkan strategi yang lebih ketat, diversifikasi portfolio lebih banyak ke Luar Jawa, membangun sistem pembayaran secara online, serta meneruskan perbaikan di sisi skor kredit.
"Lonjakan Covid-19 memang membuat kita lebih sensitif terhadap perkembangan di level mikro, terutama terkait penerapan PPKM. Salah satu upaya kami dalam mendukung PPKM dan menjaga kinerja portfolio kami adalah dengan menghentikan pencairan baru di daerah-daerah yang berisiko tinggi atau usaha-usaha yang dilarang untuk dilakukan selama pelaksanaan PPKM," tambahnya.
Amartha juga telah menerapkan SOP protokol kesehatan secara ketat dan pemberlakuan program vaksinasi untuk Tim Lapangan yang bertugas memberikan pendampingan kepada Mitra Amartha.
Tujuannya, untuk mengedepankan dan memastikan keselamatan Tim Lapangan untuk membantu memberikan pendampingan kepada Mitra Amartha secara maksimal dalam situasi saat ini.
"Strategi di era pandemi ini terbukti berhasil mempertahankan tingkat kredit bermasalah atau NPL sebesar 0,07 persen untuk seluruh pencairan setelah Juni 2020. Terkini, Amartha masih sanggup memberikan imbal hasil buat para pendana [lender] hingga 15 persen flat per tahun, dengan pengembalian pinjaman secara mingguan dengan tenor rata-rata 50 minggu," ungkapnya.
Sekadar informasi, hingga Juni 2021, Amartha telah hadir di lebih dari 18.000 desa di Indonesia dan mencatatkan akumulasi penyaluran pembiayaan mencapai Rp3,89 triliun kepada lebih dari 714.369 borrower perempuan pengusaha mikro.
Adapun, tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari (TKB90) total dari platform yang tengah menargetkan menjangkau 1 juta borrower pada 2021 ini berada di 95,23 persen, sementara kinerja TKB90 dari pinjaman sepanjang 2020 berada di 99,80 persen.