Bisnis.com, JAKARTA - FinAccel Pte., induk perusahaan jasa kredit digital bayar tunda atau paylater Kredivo (PT FinAccel Finance Indonesia) resmi meneguhkan diri sebagai startup dengan valuasi masuk level unikorn lewat aksi korporasi terbarunya.
Akshay Garg, Co-Founder dan CEO FinAccel secara resmi mengumumkan bahwa pihaknya telah memasuki tahap perjanjian definitif untuk menjadi perusahaan terbuka lewat aksi merger dengan perusahaan cangkang atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC), yaitu VPC Impact Acquisition Holdings II (NASDAQ: VPCB).
VPCB yang disponsori oleh perusahaan investasi asal Chicago, Amerika Serikat, Victory Park Capital Advisors LLC (VPC) ini telah menyelesaikan proses penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) pada kisaran Maret 2021 lalu.
"Ya, Kredivo memang secara teknis menjadi unikorn, dan akan menjadi perusahaan fintech pertama Indonesia yang IPO. Tapi sejujurnya, kami tidak pernah menargetkan status. Kami hanya fokus bekerja dan memberikan layanan terbaik, dan ingin memilih opsi fundraising yang tepat. Dalam hal ini, yaitu mengambil kesempatan memperdalam kemitraan dengan VPC yang sudah berjalan lama," ujarnya dalam diskusi bersama media, Selasa (3/8/2021).
Pasalnya, pada tahap akhir transaksi, valuasi pro-forma ekuitas perusahaan gabungan VPCB dan FinAccel diperkirakan akan menembus US$2,5 miliar dengan asumsi tidak ada penebusan. Transaksi ini juga diharapkan akan menghasilkan lebih dari US$430 juta dalam bentuk tunai pada neraca keuangan perusahaan gabungan.
Di mana berasal dari kontribusi hingga US$256 juta secara tunai yang telah masuk dalam rekening perwalian VPCB, dengan asumsi tidak ada pemegang saham VPCB yang menebus sahamnya.
Baca Juga
Kemudian, US$120 juta dalam bentuk Private Investment in Public Equity (PIPE) yang dipimpin oleh Marshall Wace, Corbin Capital, SV Investment, Palantir Technologies, Maso Capital, dan sponsor VPC, bersamaan dengan tambahan komitmen ekuitas sebesar US$55 juta dari investor terdahulu yakni NAVER (melalui NAVER Financial) dan Square Peg.
Sekadar informasi, Kredivo terbilang menjadi 'anak emas' VPC sejak tahun lalu, di mana perusahaan ini setidaknya mengguyur pendanaan lini kredit kepada Kredivo hingga US$200 juta. Pendaaan tersebut dibagi dua tahap yakni yang pertama pada kisaran Juli 2020, kemudian ditambah lagi pada Juni 2021.
Lebih lanjut, VPC dan beberapa partnernya berinvestasi paling tidak US$30 juta ke dalam PIPE, dan berkomitmen untuk memegang saham sponsor yang dimiliki selama dua tahun, kecuali jika dipercepat berdasarkan ukuran kinerja perdagangan rata-rata yang dimulai satu tahun setelah penutupan.
Akshay mengungkap bahwa langkah ini terutama bertujuan untuk penghimpun dana yang harapannya mempercepat pertumbuhan bisnis di Indonesia, mengembangkan lini bisnis baru, dan akhirnya berekspansi ke negara Asia Tenggara lain.
"Tapi dalam waktu dekat, kita masih fokus untuk mengakomodasi berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat unbanked dan underserved di Indonesia, terutama mereka yang tidak memiliki kartu kredit, di mana populasinya masih sangat besar," ungkapnya.
Ekspansi ke Asean
VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari menjelaskan lebih lanjut bahwa FinAccel akan menjadi perusahaan operasional VPCB yang akan mengakomodasi layanan jasa keuangan digital di Asia Tenggara.
Adapun, negara Asean lain yang diincar, serta layanan jasa keuangan apa saja yang nantinya bakal dihadirkan Kredivo, akan diumumkan dalam waktu dekat.
Kredivo dipimpin oleh Umang Rustagi, berstatus sebagai perusahaan berlisensi multifinance di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan kini telah memiliki 4 juta pengguna lewat produk andalannya, yaitu menyediakan jasa paylater ke 8 e-commerce terbesar di Indonesia.
Kredivo juga memiliki perusahaan berlisensi fintech peer-to-peer (P2P) lending melalui PT FinAccel Digital Indonesia atau KrediFazz yang dipimpin Alie Tan.
Adapun, FinAccel Pte. melalui PT FinAccel Teknologi Indonesia juga merupakan pemegang saham PT Bank Bisnis International Tbk (BBSI) sebesar 24 persen.