Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Darmawan Junaidi memperkirakan perseroan dapat mencapai pertumbuhan kredit lebih tinggi dari rencana semula di kisaran 6 persen-7 persen.
Optimisme tersebut karena melihat hasil kinerja perseroan semester I/2021 dan pertumbuhan ekonomi secara nasional di paruh pertama tahun ini.
Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,4 persen secara yoy menjadi Rp 1.014,3 triliun hingga akhir kuartal II/2021. Segmen kredit yang menjadi bisnis inti perseroan tumbuh paling tinggi.
Kredit di segmen wholesale banking tumbuh 7,13 persen yoy menjadi Rp 534,2 triliun. Sedangkan untuk segmen ritel tumbuh 5,78 persen yoy menjadi Rp 271,0 triliun per Juni 2021.
"Bank Mandiri sudah membuat rencana tumbuh sampai dengan akhir tahun ini di kisaran 6 persen-7 persen. Dengan hasil semester I, kami bisa capai lebih tinggi dari itu. Apalagi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional di posisi yang sangat baik di 7,07 persen," katanya dalam sebuah dialog di stasiun televisi yang dikutip, Rabu (11/8/2021).
Secara terperinci, pertumbuhan kredit terbesar berada di Pulau Kalimantan dan Sulawesi yang masing-masing sebesar 29,6 persen dan 14,4 persen yoy. Sementara pertumbuhan kredit di Sumatra tumbuh 3,7 persen yoy, Jawa 3,9 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,7 persen, serta Maluku dan Papua 0,5 persen yoy.
Baca Juga
Darmawan melihat adanya peluang untuk terus mendorong pertumbuhan kredit Bank Mandiri di Pulau Jawa. Adanya peluang itu karena melihat pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.
"Kalau kami lihat pertumbuhan ekonomi paling tinggi tumbuh di Pulau Jawa. Tapi kalau kami lihat strategi yang sudah kita jalankan di semester I pertumbuhan kreditnya justru tidak di Pulau Jawa, tetapi Kalimantan dan Sulawesi. Artinya, memang peluang untuk terus kami dorong pertumbuhan baik itu munculnya demand di Pulai Jawa yang lebih tinggi," katanya.
Lebih lanjut, Darmawan mengungkapkan Bank Mandiri terus mencari peluang pertumbuhan pembiayaan di sektor yang mulai pulih dan berorientasi ekspor. Di samping itu, perseroan menyasar sektor yang tahan pandemi di antaranya infrastruktur telekomunikasi maupun infrastruktur terkait mobilitas seperti jalan tol, pelabuhan, dan logistik.
"Kami mendorong baik itu infrastruktur secara fisik, jadi memang dari towernya mungkin hardwarenya. Pembiayaan itu cukup meningkat di semester I. Dan kami dorong karena ada perubahan lifestyle, semua pakai digital. Kita lihat ini peluang ke depan ini peluang untuk kita tingkatkan," imbuhnya.