Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengungkap premi industri asuransi umum mampu mencatatkan pertumbuhan pada semester I/2021 sebesar 2,1 persen (year-on-year/yoy).
Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik, Riset, dan Analisa Trinita Situmeang menjelaskan bahwa geliat pertumbuhan pada paruh periode 2021 ini tak lepas dari kondisi perekonomian yang mulai pulih dari pandemi Covid-19.
Selama semester I/2021, premi industri asuransi secara keseluruhan mengalami tren pertumbuhan mencapai 6,4 persen (yoy) menjadi Rp258,73 triliun. Asuransi umum tercatat mengambil porsi sekitar 14,9 persen dari total premi, tepatnya Rp38,37 triliun atau mampu bertumbuh dari sebelumnya Rp37,6 triliun pada Juni 2020.
"Data dari 72 perusahaan anggota AAUI yang kami terima, premi dicatat mampu tumbuh 2,1 persen [yoy]. Pertumbuhan ada di asuransi properti 16,1 persen [yoy]," jelasnya, Rabu (25/8/2021).
Asuransi properti tercatat mengalami pertumbuhan paling pesat dengan selisih Rp1,52 triliun, tepatnya dari Rp9,44 triliun pada semester I/2020 ke Rp10,96 triliun pada semester I/2021.
"Kita melihat bahwa sudah ada kontribusi nyata dari asuransi mikro yang tercatat di asuransi properti atau harta benda. Di mana ini merupakan skenario jenis produk dari industri asuransi umum untuk bisa memproteksi mereka terhadap bencana. Kalau ini menyebar dan bertambah banyak, ini tentu berdampak positif buat industri," jelasnya.
Adapun, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menambahkan bahwa segmen ritel memang punya dampak terhadap peningkatan lini usaha asuransi properti.
Terutama dari nasabah perbankan yang berpotensi mendapatkan relaksasi kredit pemilikan rumah (KPR), di mana berpengaruh terhadap penambahan periode asuransi, sehingga premi ikut berpotensi bertambah.
Sementara itu, lini usaha lainnya yang mengalami pertumbuhan premi, antara lain asuransi rangka kapal 7,1 persen menjadi Rp1,14 triliun, asuransi energi lepas pantai naik 45,4 persen menjadi Rp93 miliar, asuransi rekayasa (engineering) naik 9,8 persen menjadi Rp1,4 triliun.
Selain itu, asuransi tanggung gugat juga naik 3,3 persen menjadi Rp1,6 triliun, PA & health naik 1,5 persen menjadi Rp4,21 triliun, asuransi kredit naik 1,5 persen menjadi Rp5,87 triliun, asuransi penjaminan (surety ship) naik 26,1 persen menjadi Rp856 miliar, terakhir asuransi aneka naik 4 persen menjadi Rp1,65 triliun.
Lainnya, yaitu kendaraan bermotor masih turun 5,2 persen menjadi Rp7,4 triliun, begitu pula asuransi pengangkutan (marine cargo), asuransi satelit, aviasi, dan energy on shore, yang masing-masing turun tak jauh dari tahun sebelumnya atau bisa dikatakan stagnan.
Adapun, di tengah tren penurunan klaim industri asuransi keseluruhan yang turun 5,13 persen (yoy) menjadi Rp163,73 triliun, asuransi umum pun ikut mengalaminya, bahkan lebih besar. Tepatnya dari Rp17,04 triliun menjadi Rp13,10 triliun atau turun 23,1 persen (yoy).
Sementara itu, dari total aset industri asuransi secara keseluruhan di Rp952 triliun per Juni 2020, asuransi umum mengambil porsi 19,3 persen (Rp183 triliun) dan masih mampu tumbuh 12,5 persen (yoy).