Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Devisa Agustus 2021 Cetak Rekor Tertinggi, Ini Kata Ekonom Bank Mandiri

Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat kenaikan sebesar US$7,5 miliar jika dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2021 sebesar US$137,3 miliar.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2021 mencapai US$144,8 miliar. Posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional yaitu sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat kenaikan sebesar US$7,5 miliar jika dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2021 sebesar US$137,3 miliar.

Sementara itu, peningkatan posisi cadangan devisa di akhir Agustus terutama disebabkan oleh adanya tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR) dari International Monetary Fund (IMF) sebesar 4,46 miliar SDR atau setara dengan US$6,31 miliar.

Dengan posisi cadangan devisa tersebut, Bank Mandiri memperkirakan neraca pembayaran bisa mencetak rekor surplus yang lebih tinggi di 2021. Adapun, neraca pembayaran diperkirakan mencetak surplus di kisaran US$5 miliar sampai US$7 miliar pada sepanjang tahun 2021. Posisi tersebut diperkirakan naik dari surplus sebesar US$2,60 miliar pada 2020.

"Kami memandang bahwa [posisi] ini cukup untuk mendukung cadangan devisa Indonesia, sehingga nilai tukar rupiah stabil," jelas Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro dalam kajiannya, Selasa (7/9/2021).

Adapun, Andry memperkirakan cadangan devisa bisa menyentuh posisi sekitar US$140 miliar sampai dengan US$145 miliar di akhir 2021, atau lebih tinggi dari posisi 2020 yaitu US$135,9 miliar.

Sementara  itu, nilai tukar rupiah diperkirakan bisa ditutup di sekitar Rp14.177 per dolar AS di akhir 2021, lebih tinggi posisi 2020 sebesar US$14.050 per dolar AS.

Di sisi lain, aliran modal asing masuk ke pasar portofolio diperkirakan meningkat dari tahun lalu di tengah pemulihan ekonomi. Sementara, aliran investasi langsung asing atau foreign direct investment (FDI) diproyeksikan meningkat sebab upaya perbaikan iklim investasi dalam negeri melalui agenda reformasi struktural.

"Namun, beberapa risiko masih membatasi potensi aliran masuk, seperti normalisasi kebijakan moneter global dari bank-bank sentral, khususnya tapering The Fed, dan ketidakpastian terkait pandemi Covid-19 yang dapat memicu flight to quality atau risk-off," jelasnya.

Pada sisi neraca perdagangan, Andry memperkirakan tren surplus neraca perdagangan akan cenderung mengecil pada kuartal IV/2021, seiring dengan relaksasi PPKM level 3-4.

Hal itu dilihat dari sejumlah indikator penanganan Covid-19 seperti kasus harian, vaksinasi, dan tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) yang menunjukkan kemajuan yang positif. Hal ini bis memicu naiknya tingkat mobilitas dan permintaan masyarakat.

Sebagai konsekuensinya, aktivitas impor akan secara bertahap meningkat. Sementara, kinerja ekspor diperkirakan akan semakin berkurang seiring dengan penyebaran varian Delta pada negara-negara tujuan ekspor utama.

Oleh sebab itu, Andry memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada 2021 sebesar -1,06 persen terhadap PDB, cukup melebar dari CAD 2020 sebesar 0,42 persen terhadap PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper