Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. atau yang berganti menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) hingga perdagangan sesi I Selasa (28/9/2021) ditutup di level 2.430 atau turun 3,57 persen.
Saham anak usaha dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) ini juga terpantau mengalami penurunan semenjak kemarin. Pada perdagangan Senin (27/9/2021) AGRO ditutup 2.520 per saham atau turun 1,95 persen.
Jika dihitung sejak 7 hari perdagangan yang lalu atau sejak 20 September 2021, harga saham AGRO pada hari ini mengalami kenaikan sebesar 10,04 persen dibandingkan dengan harga saat itu, yaitu 2.290 per saham.
Adapun dalam periode satu tahun, harga saham AGRO sudah naik melesat hingga 702,55 persen dari harga saat itu yang sebesar 314 per saham.
Perseroan baru saja melaksanakan RUPSLB kemarin, yang salah satu agendanya mengenai persetujuan perubahan nama perusahaan. Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang dalam paparan public usai RUPSLB menyatakan manajemen memperkirakan kinerja perseroan akan mengalami perlambatan.
Hal ini seiring dengan upaya perseroan untuk menata kembali portofolio bisnisnya, yang kini berfokus pada pengembangan bisnis digital.
Baca Juga
Kaspar pun mengatakan perseroan telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi hingga akhir 2021 guna membawa AGRO kembali ke tingkat yang lebih sehat.
“Harapannya mulai tahun 2022 perseroan telah siap sepenuhnya memasuki era bisnis digital,” ujarnya dalam paparan publik, yang digelar secara virtual, Senin (29/7/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Kaspar juga memberikan pernyataan terkait kabar yang menyebutkan Grab sedang mengincar bank lokal guna mengembangkan bisnis di sektor keuangan Indonesia, salah satunya AGRO.
Kaspar menyatakan perseroan tidak dapat memberikan komentar terkait dengan aksi korporasi di sektor ride hailing atau jasa transportasi berplatform daring. Namun, dia tidak menampik bahwa AGRO membuka lebar pintu kolaborasi dengan perusahaan teknologi.
“Kami sebagai bank digital sudah tentu sangat membuka kesempatan selebar-lebarnya berkolaborasi dengan berbagai fintech ataupun perusahaan teknologi lainnya, untuk mewujudkan visi kami menjadi house of fintech dan home for gig economy,” ujarnya.
Dikutip dari DealStreetAsia, Grab mencari kemitraan potensial dengan perbankan Indonesia. Langkah ini menyusul pesaingnya, Gojek dan Sea Ltd, yang telah meningkatkan layanan keuangan mereka dengan mengakuisisi saham perbankan lokal. Adapun, kandidat bank paling potensial adalah PT Bank Fama Internasional dan BRI Agro.
Sementara, terkait dengan transformasi AGRO, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan dengan masuknya Bank Raya ke bank digital akan membuka peluang bisnis-bisnis baru.
"Namun, yang perlu dilihat seberapa besar dapat diserap oleh AGRO," ujar Trioksa kepada Bisnis pada Selasa (28/9/2021)
Ia pun melihat dengan adanya dukungan dari induk yaitu BBRI diharapkan Bank Raya dapat bertumbuh baik, tetapi tetap memperhatikan kinerja keuangannya.